Terlebih, pada tanggal 22 Oktober lalu, rumah keluarganya menjadi target sasaran, Ibu dan empat keponakannya mengalami luka.
“Setiap kali saya membuka media sosial saya merasa buruk melihat orang-orang saya mati, itu menghancurkan hati saya. Tentang kondisi keluarga saya pada tanggal 22 Oktober, rumah orang tua saya menjadi sasaran, ibu saya dan 4 keponakan saya terluka,” ungkapnya.
Meski dihadapkan pada tantangan yang luar biasa, Samar merasa bersyukur menjadi bagian dari UMP. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang selalu memberikan dukungan di tengah situasi sulit ini.
Samar mengaku sangat terbantu dengan dukungan dari rektor UMP dan tim internasional kampus serta teman-teman di asrama sejak hari pertama kabar tragis tentang keluarganya. Termasuk bantuan dan dukungan yang ia terima dari seluruh komunitas kampusnya.
“Saya juga ingin berterima kasih kepada teman-teman saya di asrama yang berdiri di samping saya sejak saya menerima kabar itu, dan terus memeriksa saya sejak hari pertama. Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Saya akan selalu bersyukur untuk semua yang telah dilakukan untuk saya,” pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto