KENDAL, iNewsJatenginfo.id - Pada kesempatan syawalan Forum Demokrasi Berkemajuan bersama LHKP-PWM Jateng, saya (Khafid Sirotudin) diminta memberikan pidato iftitah (sambutan pengantar kegiatan). Pada kesempatan itu hadir 100-an kader dan warga persyarikatan yang berkhidmat di berbagai bidang kebangsaan : eksekutif, legislatif, komisioner lembaga negara, kaum profesional dan akademisi.
Setelah menyampaikan ucapan terimakasih dan mohon maaf lahir batin layaknya halal bi halal kepada teman-teman LHKP dan Fordem dari 33 kabupaten/kota yang berkenan hadir, saya juga melontarkan sebuah pertanyaan : "Apa yang akan terjadi jika Muhammadiyah Jateng mengadakan cuti bersama serentak selama 2 pekan (setengah bulan) bagi pegawai dan karyawan dari seluruh AUM yang dimiliki ?".
Beberapa peserta syawalan menjawab sesuai mind set dan hasil analisa sosial ekonomi yang dipahami. Intinya tetap sama, apabila Muhammadiyah berhenti melayani berbagai kebutuhan dan prasarana dasar bagi masyarakat (khususnya pendidikan, kesehatan dan sosial) maka akan berpotensi besar menimbulkan dampak kerawanan sosial, ekonomi bahkan politik. Besarnya pajak yang dibayarkan AUM se Jateng tahun 2021, sudah menembus angka Setengah Trilyun Rupiah.
Seandainya Muhammadiyah Jateng mengadakan cuti bersama, maka akan ada 5000-an pasien rawat inap yang harus dipindahkan sementara ke RSUD dan Puskesmas Rawat Inap di setiap daerah. Ada ribuan anak-anak yatim piatu yang harus dititipkan ke Dinas Sosial kabupaten/kota. 300.000 murid Sekolah Dasar dan Menengah belajar di rumah. Belum termasuk ratusan ribu siswa TK/KB/PAUD dan mahasiswa dari 26 PTM se Jawa Tengah.
Sekedar informasi, bahwa AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) Jateng saat ini terdiri atas 26 Perguruan Tinggi/PTM (12 Universitas); 50 Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA) dan 40 Poliklinik Pratama; 300-an PAY; 1232 SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK dan 7 SLB dengan 300.000-an murid; ribuan TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA)/KB/PAUD; seratusan Ponpes dan MBS (Muhammadiyah Boarding School); puluhan BPRS dan KJKS/BTM (Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Baitut Tamwil Muhammadiyah); ratusan TokoMu/WarungMu; ribuan masjid dan mushola; 35 Tim LPB-MDMC (Lembaga Penanggulangan Bencana-Muhammadiyah Disaster Management Center); serta sekitar 500-an KL-LAZISMu (Kantor Layanan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah). Semua AUM itu tersebar merata di 35 kabupaten/kota dan 573 kecamatan se Jawa Tengah.
Muhammadiyah tidak pernah berhenti melayani umat dan bangsa Indonesia. Jangankan memiliki niat, _berpikir sekilas pun tidak. Para pimpinan dan warga persyarikatan ikhlas berbakti dan berbuat untuk negeri yang dicintai ini. Sebab NKRI adalah Darul Ahdi wa Syahadah. Sebuah negara hasil kesepakatan/konsensus seluruh anak bangsa (Darul Ahdi) yang harus dibuktikan dengan pengabdian nyata (Darul Syahadah).
Editor : Iman Nurhayanto