get app
inews
Aa Read Next : Al-Quran Petunjuk bagi Manusia dan Pembeda

Andaikan Muhammadiyah Cuti Melayani

Selasa, 26 Juli 2022 | 07:51 WIB
header img
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jawa Tengah, Khafid Sirotudin. Foto: Ist

KENDAL, iNewsJatenginfo.id - Pada kesempatan syawalan Forum Demokrasi Berkemajuan bersama LHKP-PWM Jateng, saya (Khafid Sirotudin) diminta memberikan pidato iftitah (sambutan pengantar kegiatan). Pada kesempatan itu hadir 100-an kader dan warga persyarikatan yang berkhidmat di berbagai bidang kebangsaan : eksekutif, legislatif, komisioner lembaga negara, kaum profesional dan akademisi. 

Setelah menyampaikan ucapan terimakasih dan mohon maaf lahir batin layaknya halal bi halal kepada teman-teman LHKP dan Fordem dari 33 kabupaten/kota yang berkenan hadir, saya juga melontarkan sebuah pertanyaan : "Apa yang akan terjadi jika Muhammadiyah Jateng mengadakan cuti bersama serentak selama 2 pekan (setengah bulan) bagi pegawai dan karyawan dari seluruh AUM yang dimiliki ?".

Beberapa peserta syawalan menjawab sesuai mind set  dan hasil analisa sosial ekonomi yang dipahami. Intinya tetap sama, apabila Muhammadiyah berhenti melayani berbagai kebutuhan dan prasarana dasar bagi masyarakat (khususnya pendidikan, kesehatan dan sosial) maka akan berpotensi besar menimbulkan dampak kerawanan sosial, ekonomi bahkan politik. Besarnya pajak yang dibayarkan AUM se Jateng tahun 2021, sudah menembus angka Setengah Trilyun Rupiah.

Seandainya Muhammadiyah Jateng mengadakan cuti bersama, maka akan ada 5000-an pasien rawat inap yang harus dipindahkan sementara ke RSUD dan Puskesmas Rawat Inap di setiap daerah. Ada ribuan anak-anak yatim piatu yang harus dititipkan ke Dinas Sosial kabupaten/kota. 300.000 murid Sekolah Dasar dan Menengah belajar di rumah. Belum termasuk ratusan ribu siswa TK/KB/PAUD dan mahasiswa dari 26 PTM se Jawa Tengah.

Sekedar informasi, bahwa AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) Jateng saat ini terdiri atas 26 Perguruan Tinggi/PTM (12 Universitas); 50 Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (RSMA) dan 40 Poliklinik Pratama; 300-an PAY; 1232 SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK dan 7 SLB dengan 300.000-an murid; ribuan TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA)/KB/PAUD; seratusan Ponpes dan MBS (Muhammadiyah Boarding School); puluhan BPRS dan KJKS/BTM (Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Baitut Tamwil Muhammadiyah); ratusan TokoMu/WarungMu; ribuan masjid dan mushola; 35 Tim LPB-MDMC (Lembaga Penanggulangan Bencana-Muhammadiyah Disaster Management Center); serta sekitar 500-an KL-LAZISMu (Kantor Layanan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah). Semua AUM itu  tersebar merata di 35 kabupaten/kota dan 573 kecamatan se Jawa Tengah.

Muhammadiyah tidak pernah berhenti melayani umat dan bangsa Indonesia. Jangankan memiliki niat, _berpikir sekilas pun tidak. Para pimpinan dan warga persyarikatan ikhlas berbakti dan berbuat untuk negeri yang dicintai ini. Sebab NKRI adalah Darul Ahdi wa Syahadah. Sebuah negara hasil kesepakatan/konsensus seluruh anak bangsa (Darul Ahdi) yang harus dibuktikan dengan pengabdian nyata (Darul Syahadah).

Jiwa nasionalisme dan ghirah (semangat) perjuangan Muhammadiyah dalam membangun bangsa Indonesia tidak pernah padam. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Ki Bagus Hadikusumo, Bung Karno, Soedirman, Djoeanda dan ratusan pejuang kemerdekaan RI maupun tokoh-tokoh bangsa yang berasal dari Muhammadiyah. 

Pada jaman Orde Baru kita mengenal KH. Abdul Rozaq Fachruddin (Pak AR) yang hidupnya sangat sederhana, meski beliau menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah terlama (1968-1990).
Pada era reformasi, kita mengenal Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) seorang akademisi, ulama, cendekiawan muslim yg sangat bersahaja hidupnya serta diterima oleh banyak kalangan. Buya Syafii adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005.

Apabila diminta membantu negara dan pemerintah, Muhammadiyah selalu menyiapkan kader dan warganya secara amanah, bertanggungjawab, profesional dan kompeten di bidangnya. 

Kehadiran Presiden Timor Leste beberapa hari lalu ke kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, setidaknya memberi informasi strategis, bagaimana kehadiran PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah) di berbagai negara bisa diterima dengan lapang dada serta tangan terbuka. Bahkan Presiden Timor Leste berharap Muhammadiyah menjadi bagian dari bangsanya dalam pembangunan SDM di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Padahal kita semua tahu rakyat Timor Leste mayoritas non muslim.

Sesuai tema Muktamar ke 48 di Solo November 2022 Muhammadiyah ingin menghadirkan ajaran Islam yang rahmat al-alamin. Yakni ajaran Islam yang mampu dihadirkan sebagai aksi nyata kehidupan dan menjadi rahmat bagi umat manusia dan seluruh makhluk semesta raya ciptaan Allah Swt. Sebuah laku sosial kemanusiaan yang universal, adil dan berkeadaban dalam mewujudkan tatanan global kehidupan antar bangsa se dunia. 

Budaya Memberi

Sejak 1918, Muhammadiyah mendirikan Kweekshool Moehammadijah, yang bertahan hingga sekarang dengan nama Madrasah Muallimin Muhammadiyah di Jogjakarta. Gerakan  Pembaharuan (tajdid) melalui AUM pendidikan berkembang pesat. Pada tahun 1930, Muhammadiyah telah memiliki 256 lembaga pendidikan. Sehingga hampir sebagian besar pejuang kemerdekaan dan pendiri Republik Indonesia pernah merasakan dan bersinggungan dengan sekolah Muhammadiyah.

Tahun 1920, Muhammadiyah mendirikan Poliklinik/Rumah Sakit pertama yang diinisisasi oleh Kyai Sujak melalui PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem, sekarang Majlis PKU).

Sejak 1921 persyarikatan membuat Panti Asuhan Yatim Piatu yang didedikasikan bagi anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan kaum dhuafa'. Sampai tahun ini terdapat 300-an PAYM - Aisyiyah se Jateng. Jauh melebihi jumlah panti yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jateng (14 PAY). Dan sependek pengetahuan kami, belum ada 1 PAY-pun yang didirikan dan dikelola oleh 35 Pemerintah Kota- Kabupaten se Jateng. Meskipun di setiap SOTK Pemkab/Pemkot selalu ada Dinas Sosial yang bertugas mengurusi masalah-masalah sosial di masyarakat.

AUM pendidikan, AUM kesehatan dan AUM sosial yang diilhami semangat Teologi Al-Maun--- Qs. Al-Ma'un diajarkan KH Ahmad Dahlan selama 3 bulan---telah menjadikan Muhammadiyah yang terdepan dalam mengaplikasikan Teologi al-Maun dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Bukan hanya di Jawa Tengah, namun hampir di setiap provinsi dan kabupaten/kota se Indonesia. 

Belakangan Muhammadiyah mulai berbenah dan merintis AUM Ekonomi, AUM Informasi dan AUM keshalihan sosial lain untuk melayani rakyat, masyarakat dan umat. AUM baru yang belakangan lahir sebagai pengejawantahan semangat 'Teologi Al-Ashr', sebagaimana Qs. Al-Ashr yang pernah diajarkan KH Ahmad Dahlan selama 8 bulan terhadap santri-santrinya.

Hingga sekarang Majalah Soeara Moehammadijah (pertama terbit tahun 1915) masih tetap terbit menjadi Majalah Tengah Bulanan edisi cetak dan berkantor pusat di jalan KH Ahmad Dahlan Yogyakarta. Majlis Pustaka dan Informasi menjadi salah satu majlis (departemen) yang sejak awal dibuat sebagai ciri gerakan tajdid (pembaharuan).

Di PWM Jawa Tengah terdapat 17 JRMu (Jaringan Radio Muhammadiyah) dan 2 Stasiun TVMu untuk menyambut era Semesta Digital. Sedangkan di tingkat Pusat telah berdiri 2 Universitas Siber Muhammadiyah.

Muzakki Bangsa

Pada 18-20 Nopember 2022 mendatang, Muhammadiyah akan mengadakan Muktamar ke-48 di Solo, Jawa Tengah. Setelah ditunda 2 tahun akibat pandemi Covid-19. Seingat kami ini kali ke-2, Solo Jawa Tengah menjadi tuan rumah muktamar. Tema yang diusung muktamar kali ini : "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta". 

Memasuki abad ke-2 usia Muhammadiyah, tentu sebagai kader dan warga persyarikatan, kami berdoa dan berharap semoga Muktamar ke-48 dapat menghasilkan 13 Besar Pimpinan yang paling baik. Sudah menjadi ciri khusus kepemimpinan persyarikatan dijalankan secara kolektif kolegial dengan musyawarah mufakat. Jauh dari kepentingan personal, keluarga dan kekuasaan politik partisan.

Meski bukan diisi oleh orang-orang suci sekelas nabi, kami yakin musyawirin (peserta muktamar) akan memilih pemimpin Muhammadiyah sebagaimana kriteria Sunah Nabi saw : sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya/bertanggungjawab), tabligh (berani menyampaikan kebenaran) dan fathonah (cerdas, cendekia). Jauh dari risywah (suap menyuap), maisir (mengundi nasib), gharar kekuasaan (kekuasaan yang menipu), riba dan rente oligarkhi ekonomi. Apalagi berjuang menjadi PP Muhammadiyah hanya sekedar ingin menjadi menteri.

Tantangan ke depan semakin jelas menghadang. Era post-thruth telah mengaburkan kesalahan menjadi kebenaran, keburukan menjadi kebaikan. Kemadharatan  sudah berani tampil terang-terangan. Setidaknya kita bisa telusuri dari berbagai informasi di media sosial setiap hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik. Agitasi- propaganda, issue- kontra issue, proxy- promosi dan beragam informasi berderajat mutawatir, shahih, dhaif dan maudhu' (hoax) membanjiri kehidupan sehari-hari. 

Ada baiknya kita mengingat 3 wasiat Buya Syafii kepada Prof Haedar Nashir sebelum beliau wafat : "Jaga keutuhan Indonesia, jaga keutuhan Umat dan jaga keutuhan Muhammadiyah". 

Semoga Allah Swt dengan ridha dan rahmat-Nya menjaga muhammadiyah, menjaga umat dan menjaga bangsa Indonesia tetap utuh, rukun, tentram sehingga terwujud NKRI yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Sebuah negeri yang makmur dan berkeadilan sosial, sejahtera dan berperadaban unggul sebagaimana cita-cita awal Muhammadiyah didirikan (1912) dan cita-cita pendiri negara  memproklamasikan kemerdekaan Indonesia (1945).

Selamat bermuktamar ke-48. Tetaplah menjadi Muzakki Bangsa. Sebagaimana sabda Nabi saw: "Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah".
Wallahul musta'an.

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut