get app
inews
Aa Text
Read Next : Tangkal Terorisme, Ikatan Mahasiswa Magister Hukum Undip Gelar Seminar Nasional tentang Deradikalisa

Bantah Kemenkes, Rekan Seangkatan dr. Aulia Risma: Tidak Benar Ada Pemalakan dari Senior

Selasa, 03 September 2024 | 22:04 WIB
header img
Pernyataan Kementerian Kesehatan yang mengungkap ada dugaan pungutan Rp40 juta terhadap mahasiswi PPDS Anestesi Undip dr. Aulia Risma Lestari mengundang polemik. (ilustrasi/ist)

JAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Pernyataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mengungkap ada dugaan pungutan Rp40 juta terhadap mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), dr. Aulia Risma Lestari mengundang polemik.

Kritikan datang dari Ketua Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia, M Nasser. Menurutnya, pernyataan Kemenkes itu bagian dari kebohongan yang selama ini diungkap ke publik. 

Mantan anggota Kompolnas itu mengatakan kebohongan pertama yang disampaikan ke publik soal dugaan bunuh diri yang dipicu oleh perundungan atau bullying. 

Hal tersebut tertuang dalam surat yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes) Kementerian Kesehatan bernomor TK.02.02/D/44137/2024 tentang Penghentian Sementara Program Studi Anestesi Undip Semarang di RSUP dr Kariadi Semarang. 

Dalam surat tersebut dijelaskan alasan penghentian sementara Prodi Anestesi karena adanya dugaan perundungan yang memicu bunuh diri dari dr Aulia Risma Lestari. 

Padahal, kata Nasser, kepolisian masih mendalami dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh korban. Polrestabes Semarang juga belum menyimpulkan korban bunuh diri gegara aksi perundungan.

“Sampai hari ini saksi masih diperiksa. Tidak ditemukan alat bukti akibat bully, anak ini (korban) bunuh diri," kata Nasser dalam jumpa pers secara daring bersama Kolaborasi Anti-Korupsi yang terdiri dari LBH Undip, Badan Pembelaan Anggota Ikatan Dokter Indonesia, serta Komite Solidaritas Profesi dan Satuan Anti Kebohongan, Senin (2/9/2024). 

Nasser menyinggung surat atau buku harian yang ditulis oleh korban. Tulisan korban itu kemudian disimpulkan sebagai indikasi korban bunuh diri akibat bullying.

"Jadi, itu sungguh tidak benar. Setelah kebohongan itu terungkap, diungkap media dan sarasehan bahwa tidak ada pembunuhan. Pembunuhan itu harus ada sebab akibat," ujar Nasser. 

Dia menyinggung pernyataan Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril soal adanya pungutan sebesar Rp40 juta terhadap korban dari oknum senior.

Menurutnya, pernyataan dari Kemenkes sebagai sebuah kebohongan. Hal itu dikuatkan juga oleh keterangan dr Firda, salah satu teman seangkatan Aulia Risma Lestari yang hadir dalam jumpa pers daring tersebut.

 "Tidak benar adanya pemalakan atau pemungutan dari senior," kata Firda. Menurut Nasser, hal sebenarnya yang terjadi adalah kolektif uang untuk satu angkatan PPDS yang diberikan oleh semua peserta didik. 

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut