get app
inews
Aa Read Next : Inilah 5 Negara dengan Masjid Paling Banyak di Dunia

Optimisme Majukan Indonesia, Lanjutkan Kurikulum Merdeka

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:58 WIB
header img
Optimisme Majukan Indonesia, Lanjutkan Kurikulum Merdeka. Foto: pixabay.com

iNewsJatenginfo.id - Sudah beberapa tahun ini Kurikulum Merdeka diterapkan sebagai sistem pembelajaran di negara kita ini. Tentunya dalam dua tahun berjalan tersebut sudah banyak kelebihan dan kekurangan yang telah ditonjolkan dalam Kurikulum Merdeka ini. Dan dari kekurangan serta kelebihan itulah menjadi bahan evaluasi pemerintah untuk melanjutkan, merevisi, atau bahkan merubah Kurikulum Merdeka ke kurikulum yang lain. Mari kita lihat kilas balik Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan selama dua tahun ini.

Melihat awal penerapannya, Kurikulum Merdeka merupakan jalan yang diambil sebagai solusi pembelajaran yang terjadi saat pandemi terjadi. Diluncurkannya Kurikulum Merdeka sebagai alternatif untuk memberikan pembelajaran yang lebih ringkas, sederhana, serta fleksibel sehingga selaras dengan tujuan pendidikan dalam memulihkan sistem pendidikan pasca pandemi (Direktorat Sekolah Dasar, 2022). Fleksibel yang dimaksudkan dalam hal tersebut adalah dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun. Sehingga dalam mencapai tujuan pembelajaran yang fleksibel tersebut dilaksanakan pembelajaran online yang dimana dunia digital juga turut merambah dalam penerapan Kurikulum Merdeka. 

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka

Tentunya dari hal diatas dapat kita lihat bahwa Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan yaitu dapat mengejar ketertinggalan pembelajaran selama pandemi terjadi karena penyampaian materi pembelajaran yang lebih ringkas dan sederhana sehingga dapat memanfaatkan waktu secara maksimal, dan waktu terpakai lebih efisien. Tentunya fleksibiltas yang dijunjung pada kurikulum ini juga dapat disesuaikan dengan minat bakat peserta didik sehingga pembelajaran lebih mudah terserap karena disesuaikan dengan kemampuan dan keminatan peserta didik. Namun terdapat satu titik kelemahan dari adanya Kurikulum Merdeka ini, yaitu butuhnya penyesuaian yang jauh lebih lama untuk terus memberikan kesempatan semua pihak dalam mempelajari Kurikulum Merdeka. 

Ibu Nisa Felicia Faridz selaku Executive Director Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan menyampaikan bahwa permasalahan penerapan kurikulum di dunia pendidikan negara Indonesia adalah perihal waktu (Gita Wirjawan & Nisa Felicia Faridz, 2024). Benar sekali, bahwasannya waktu dua tahun yang sudah berjalan belumlah cukup untuk mempelajari semua konsep serta perangkat pembelajaran sebuah kurikulum. Waktu dua tahun hanyalah waktu untuk mengenal Kurikulum Merdeka, belum masuk kedalam tahap evaluasi dan perbaikan. Karena membutuhkan jangka waktu yang lama agar suatu kurikulum dapat dikatakan hampir sempurna, yaitu kurang lebih membutuhkan waktu kurang lebih tujuh tahun untuk perkenalan dasar, penyesuaian perangkat pembelajaran yang diurus serba online, serta perbaikan kurikulum. 

Pengaruh Keberlanjutan Kurikulum Merdeka

Sebagai salah satu contoh penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di tingkat Perguruan Tinggi memberikan gambaran pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memiliki hambatan pada bidang pendanaan, penyesuaian kurikulum, penyesuaian Sistem Informasi Akademik, kapasitas SDM, penjagaan mitra, regulasi, kurangnya informasi, serta dukungan Pimpinan Perguruan Tinggi. Tentunya semua hambatan tersebut merupakan hambatan yang masih dapat dirancang ulang serta diperbaiki, namun tidak dalam waktu yang singkat sehingga membutuhkan jangka waktu yang lama serta ditindak lanjuti (Apriliani et al., 2022).

Apabila program Kurikulum Merdeka tidak dilanjutkan maka akan memberikan dampak pada pembelajaran yang diterapkan. Tidak ada kematangan sistem dalam pendidikan di Indonesia sehingga kualitas pendidikan Indonesia dapat dibilang dalam status berkembang tidak mencapai pada titik kemajuan. Didukung dengan keunggulan Kurikulum Merdeka yang dimana penyampaian materi lebih sederhana dan esensial, memiliki keleluasaan untuk mengaja, serta lebih relevan dan interaktif, dapat mengantarkan peserta didik memiliki karakter pelajar Pancasila yang dapat mewujudkan generasi emas 2045 (Mulyono & Sulistyani, 2022) dengan empat pilar visi Indonesia 2045 yaitu pembangunan   manusia serta  penguasaan  ilmu  pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, pemantapan  ketahanan nasiol dan tata Kelola pemerintahan serta mampu menyelesaikan masalah-masalah bangsa Indonesia yang terjadi belakang ini yaitu, korupsi, terorisme, narkoba, intoleransi, kemiskinan, pengangguran serta yang lainnya.

Sehingga sudah semestinya Kurikulum Merdeka ini harus dilanjutkan sebagai sistem pendidikan di Indonesia kedepannya dengan segala perbaikan untuk mencapai kesempurnaan kurikulum sehingga para guru dan peserta didik tidak bersusah payah kembali dengan kurikulum yang baru, namun hanya melanjutkan Kurikulum Merdeka ini sampai pada tingkat kematangan dan siap mengantarkan peserta didik yang turut berkontribusi pada Indonesia Emas 2045.

Terakhir, Semoga, berbagai pihak pun terus serta mengambil peran dan tanggungjawabnya, utamanya dalam menyongsong kemajuan pendidikan Indonesia. Dengan demikian, keberlanjutan kurikulum merdeka tentu semakin memberikan optimisme kemajuan Indonesia.

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut