iNewsJatenginfo.id - Sudah beberapa tahun ini Kurikulum Merdeka diterapkan sebagai sistem pembelajaran di negara kita ini. Tentunya dalam dua tahun berjalan tersebut sudah banyak kelebihan dan kekurangan yang telah ditonjolkan dalam Kurikulum Merdeka ini. Dan dari kekurangan serta kelebihan itulah menjadi bahan evaluasi pemerintah untuk melanjutkan, merevisi, atau bahkan merubah Kurikulum Merdeka ke kurikulum yang lain. Mari kita lihat kilas balik Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan selama dua tahun ini.
Melihat awal penerapannya, Kurikulum Merdeka merupakan jalan yang diambil sebagai solusi pembelajaran yang terjadi saat pandemi terjadi. Diluncurkannya Kurikulum Merdeka sebagai alternatif untuk memberikan pembelajaran yang lebih ringkas, sederhana, serta fleksibel sehingga selaras dengan tujuan pendidikan dalam memulihkan sistem pendidikan pasca pandemi (Direktorat Sekolah Dasar, 2022). Fleksibel yang dimaksudkan dalam hal tersebut adalah dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun. Sehingga dalam mencapai tujuan pembelajaran yang fleksibel tersebut dilaksanakan pembelajaran online yang dimana dunia digital juga turut merambah dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka
Tentunya dari hal diatas dapat kita lihat bahwa Kurikulum Merdeka memiliki kelebihan yaitu dapat mengejar ketertinggalan pembelajaran selama pandemi terjadi karena penyampaian materi pembelajaran yang lebih ringkas dan sederhana sehingga dapat memanfaatkan waktu secara maksimal, dan waktu terpakai lebih efisien. Tentunya fleksibiltas yang dijunjung pada kurikulum ini juga dapat disesuaikan dengan minat bakat peserta didik sehingga pembelajaran lebih mudah terserap karena disesuaikan dengan kemampuan dan keminatan peserta didik. Namun terdapat satu titik kelemahan dari adanya Kurikulum Merdeka ini, yaitu butuhnya penyesuaian yang jauh lebih lama untuk terus memberikan kesempatan semua pihak dalam mempelajari Kurikulum Merdeka.
Ibu Nisa Felicia Faridz selaku Executive Director Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan menyampaikan bahwa permasalahan penerapan kurikulum di dunia pendidikan negara Indonesia adalah perihal waktu (Gita Wirjawan & Nisa Felicia Faridz, 2024). Benar sekali, bahwasannya waktu dua tahun yang sudah berjalan belumlah cukup untuk mempelajari semua konsep serta perangkat pembelajaran sebuah kurikulum. Waktu dua tahun hanyalah waktu untuk mengenal Kurikulum Merdeka, belum masuk kedalam tahap evaluasi dan perbaikan. Karena membutuhkan jangka waktu yang lama agar suatu kurikulum dapat dikatakan hampir sempurna, yaitu kurang lebih membutuhkan waktu kurang lebih tujuh tahun untuk perkenalan dasar, penyesuaian perangkat pembelajaran yang diurus serba online, serta perbaikan kurikulum.
Pengaruh Keberlanjutan Kurikulum Merdeka
Sebagai salah satu contoh penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di tingkat Perguruan Tinggi memberikan gambaran pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memiliki hambatan pada bidang pendanaan, penyesuaian kurikulum, penyesuaian Sistem Informasi Akademik, kapasitas SDM, penjagaan mitra, regulasi, kurangnya informasi, serta dukungan Pimpinan Perguruan Tinggi. Tentunya semua hambatan tersebut merupakan hambatan yang masih dapat dirancang ulang serta diperbaiki, namun tidak dalam waktu yang singkat sehingga membutuhkan jangka waktu yang lama serta ditindak lanjuti (Apriliani et al., 2022).
Editor : Iman Nurhayanto