get app
inews
Aa Text
Read Next : Kurikulum Merdeka Bawa Angin Segar Pendidikan Indonesia

Gerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar

Selasa, 25 Juni 2024 | 14:32 WIB
header img
Gerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar. Foto: Ist

iNewsJatenginfo.id - Perkembangan teknologi yang menyebabkannya kemudahan dalam mengakses informasi menyebabkan pendidikan di Indonesia harus mengalami transformasi. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan transformasi pendidikan yakni melalui perubahan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga profil lulusan sekolah memiliki kecakapan dalam menghadapi dunia. 
Dengan adanya kemudahan tersebut, banyak informasi yang dengan sangat mudah diperoleh namun selain itu juga marak terjadi penyebaran hoax melalui framing berita yang kurang jelas. Maka dari itu, pendidikan bukan hanya berfokus dalam penghafalan akan tetapi harus cakap dan kritis terhadap sesuatu yang dihadapi. 

Siswa sebagai subjek yang merdeka

Anak didik dianggap sebagai subjek bukan lagi sebagai objek, ibaratkan bejana kosong yang terus diisi. Akan tetapi, anak didik dilatih untuk menjadi manusia yang merdeka dan mengembangkan diri sesuai potensi yang dimiliki melalui usaha yang proaktif. Sebagaimana manusia (subjek) yang bebas dan merdeka. 
Peserta didik didalam kurikulum merdeka adalah anggota masyarakat yang berusaha mengambangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan tertentu.  Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang memberi fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila. (Kemendikbud, 2024)

Kurikulum merdeka memiliki beberapa karakteristik utama yang diharapkan dapat mendukung pemulihan pembelajaran setelah pandemic, yaitu sebagai berikut :

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) untuk pengembangan soft skill dan karakter yang meiputi iman, takwa, dan akhlak mulia, gotong royong, kebhinnekaan global, kemandirian, nalar kritis dan kreativitas.
Fokus pada materi materi esensial yang diharapkan dapat memberikan waktu cukup untuk pembelajran secara mendalam pada kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi
Guru memiliki fleksibelitas untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa (teaching at the right level) dan juga melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. 

Untuk melatih kemerdekaan berfikir anak didik, pembelajaran bukan dilaksanakan secara teacher centered (berpusat kepada guru). Guru sebagai pusat segala ilmu yang mengerti banyak hal. Memberikan penjelasan secara lisan, kemudian anak didik bertugas mencatat. Tidak adanya komunikasi 2 arah yang berlangsung. Membuat pembelajaran terasa lama dan membosankan. Pembelajaran seperti ini disebut Pendidikan Gaya Bank menurut Paulo Freire, dimana siswa sebagai bank yang menampung informasi dari nasabah (guru) yang kemudian pada saat ujian siswa menjawab berdasarkan hasil hafalan yang dilakukan. (Fadli, 2020)

Belajar dengan melakukan : belajar berbasis proyek

Dengan model dan metode pembelajaran yang semenarik mungkin dengan perubahan paradigma menjadi student centered (berpusat kepada siswa), anak didik aktif mencari tau, mencari informasi. Sebagaimana dalam kerucut pengalaman (The Cone of Learning) Edgar Gale. Pengalaman belajar yang didapat bila hanya melalui verbal berupa membaca dan mendengarkan hanya mendapatkan 10% - 20%. Bila melalui visual sebesar 30%. Sedangkan jika melalui terlibat dan berbuat maka sekitar 50% - 90% (Sari, 2019). Kegiatan terlibat dan berbuat ialah pembelajran yang berbasis learning by doing yang artinya belajar sambil melakukan dan mempelajari sesuatu  bukan hanya lewat teori, melainkan langsung mempraktekannya.

Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengalaman yang baik bagi siswa dan dapat digunakan untuk mengulas pembelajaran sebelumnya, maupun untuk mengawali pembelajaran baru, yang tercermin dalam tahapan pembelajran berbasis proyek yang terdiri atas; 1) dimulai dengan pertanyaan penting, 2) mendesain rencana proyek, 3) membuat jadwal, 4) guru memantau siswa dan kemajuan proyek, 5) menilai hasil, 6) mengevaluasi pengalaman. (Ismail, 2018)

Pengembangan kompetensi anak didik 

Dalam aspek pengembangan potensi yang dimiliki anak didik dengan bakat dan minatnya, dilakukan melalui kegiatan Intrakulikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler. Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar sesuai jadwal dan beban belajar pada struktur kurikulum. Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksankan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi anak didik. Sedangkan Ekstrakurikuler adalah kegaitan pengembangan karakter dakam rangka perluasan potensi, bakat, minat, bakat, kemampuan, kepribadian, Kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal yang dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan Satuan Pendidikan. 

Terdapat dua bagian penting dalam kurikulum merdeka, yakni kegiatan intrakurikuler berupa tatap muka dalam ruangan kelas dan kegiatan proyek yang dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila. Sekitar 25% dari jam yang etrsedia pada struktur kurikulum merdeka belajar dialokasikan untuk kegiatan projek.

Pendidikan yang menyenangkan melalui P5

Menciptakan Pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru, melalui pendekatan guru sebagai teman belajar siswa, atau fasilitator yang memfasilitasi proses belajar peserta didik, juga melalui hubungan anatara guru dan siswa yang terjalin sebagaimana seperti teman. 
Pengembangan aspek keterampilan dan karakter sesuai nilai-nilai bangsa Indonesia, terdapat program P5. P5 adalah kepanjangan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang dilaksanakan dengan cara para peserta didik menunjukkan produk yang dibuat pada saat mata pelajaran P5 yang dijadwalkan di jadwal harian siswa.

Disini siswa dilatih dalam memadukan kemampuan kognitidf dan emosionalnya, salah satu sekolah melakukan proyek P5 dengan cara, siswa mendemontrasikan mesin daur ulang mengunakan bahan bekas, yang mengajak siswa untuk mengenal teknologi sambil melestarikan lingkungan. Kemudian satu tim mempresentasikannya dengan menerapkan seluruh mata pelajaran, misalnya matematik dalam perhitungan pembuatan mesin, kemudian mata pelajaran IPA dalam penjelasan sampah organik dan non - organik. Setiap tim memiliki booth masing”, setiap tim dapat berkeliling dan menanyakan prototype mesin kelompok lain, dan membuat komunikasi 2 arah yang menarik, juga tersedia like button yang dibuat menggunakan kertas dimasukkan dalam botol. Dalam melakukan persentasi peserta didik dilatih emosionalnya untuk percaya diri, serta aspek kognitif dalam menjelaskan sesuatu kepada orang lain, begitu juga dengan aspek psikomotorik yang terdapat dalam kemampuan membuat prototype yang dibuat. 

Usaha – usaha terus dilakukan agar kualitas Pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan, tidak bisa dilakukan semudah membalikan telapak tangan. Perlu usaha terus – menerus dan keberlanjutan yang kontinyu. Perlu usaha Bersama dari berbagai pihak yang terus bekerjasama dan saling menguatkan agar dapat terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Setelah peserta didik oada jenhang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Selanjutnya untuk tingkat Pergutuan Tinggi terdapat Program MBKM (Merdeka Belejar Kampus Merdeka).

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Perguuan Tinggi
Program MBKM ini terdiri dari banyak program yang tertera dalam laman MBKM yaitu diantaranya Kampus Mengajar, MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat), Magang Mandiri, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka, dan IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) program pertukaran mahasiswa secara internasional. 

Kampus Merdeka memberikan kebijakan Mentri Pendidikan untuk memebrikan hak belajar untuk memberikan hak belajar selama tiga semester di luar program studi. Tujuannya dilaksanakan nya kebijakan ini adalah untuk mendorong mahasiswa menguasai bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga siap bersaing dalam dunia global. (Sopiansyah et al., 2021). 

Bidang keahliannya setiap mahasiswa terkadang berbeda dengan Program Studi yang diambil oleh mahasiswa, maka mahasiswa berhak mendaftar salah satu program MBKM diantaranya melalui Kampus Mengajar, MSIB, dan Wirausaha Merdeka. Setiap mengikuti salah satu program melalui tahap pendaftaran kemudian melalui tahap seleksi dan sampai pada pelaksanaan program, Mahasiswa mendapatkan konversi SKS sebesar 20 SKS, dan dengan keuntungan lain berupa BBH (Bantuan Biaya Hidup) dan bantuan pembayaran uang semester yang dibayarkan langsung mellaui rekening kampus. 

Program MSIB sendiri sangat luas jaringannya dengan perusahan – perusahaan start- up. Program ini tidak membatasi program studi awal amahsiswa, apabila berminat maka dipersilahkan untuk mendaftar, terdapat banyak sekali pilihan topik sampai pilihan perusahan dan berbagai posisinya. Sehingga, mahasiswa meiliki pengelaan magang di perusahaan tertentu. 

Sedangkan, program wirausaha merdeka sendiri, setiap tim dari kampus- kampus tertentu mendaftarakan program wirausaha melalui laman web, kemudian akan diseleksi. Apabila lolos pada tahap seleksi maka akan mendapatkan dana hibah yang berguna untuk modal berwirausaha. 

Kurikulum merdeka sendiri baru dilaksanakan secara serentak di seluruh penjuru Indonesia pada tahun 2022/2023, sehingga apabila dilihat baru kurang lebih 2 tahun dimana sebelumnya baru sebuh kurilumum prototype yang belum dilaksanakan secara sepenuhnya. Untuk mencapai keberlanjutan dari kurikulum merdeka sampai MBKM bahkan sampai melihat hasil pelaksanaan program diperlukan waktu pelaksanaan yang berkelajutan dan kontinyu.

Oleh: Nur Laili Khoirunnisa, Pemerhati Kebijakan Pendidikan 

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut