"Melalui kegiatan ini, kami ingin membangun jiwa yang peduli sampah. Melihat sampah maka akan otomatis mengambil, dan memilahnya untuk dimasukkan bank sampah. Kita juga ingin aktivitas mereka menghasilkan secara ekonomis melalui bank sampah," katanya.
Dikatakannya, setelah melakukan hunting sampah, para siswa kemudian memilah dan memilih sampah yang masih bisa dimanfaatkan, beberapa sampah yang masih memiliki nilai jual kemudian di kumpulkan dan dijual pada pengepul melalui bank sampah sekolah.
"Adapun sampah yang tidak bisa masuk bank sampah, bisa dibuat kerajinan atau ke TPA. Minimal kita sudah berupaya agar semakin sedikit sampah yang ke TPA," katanya.
Adika Ramadhan, siswa SMAN 1 Sigaluh ini awalnya enggan dan malas untuk melakukan hunting sampah, pasalnya selain terkesan seperti pemulung, dia juga tidak peduli dengan keberadaan sampah yang berserakan.
Namun setelah memahami tentang pentingnya kepedulian dan ancaman di masa depan dunia akibat sampah, dirinya tergerak dan menganggap gerakan ini menjadi sangat penting bagi kehidupan di masa mendatang. Apalagi, setelah melihat pundi-pundi rupiah dari kepeduliannya terhadap sampah.
Editor : Iman Nurhayanto