Ia juga dikenal sebagai sosok yang tekun dalam beribadah. Di museum Sasmitaloka Panglima Jenderal Besar Soedirman di Jalan Bintaran Wetan, Pakualaman, Yogyakarta, terdapat sajadah yang digunakan untuk beribadah. Tempat sholat tersebut diletakkan tepat di samping tempat tidurnya di museum.
Karir militernya dimulai sebagai seorang dai muda yang aktif berdakwah pada era 1936-1942 di daerah Cilacap dan Banyumas. Pada masa itu, ia menjadi seorang dai terkemuka yang dihormati oleh masyarakat.
Beliau selalu menjaga kesuciannya dengan melakukan wudhu. Jika wudhu terputus, beliau akan berwudhu kembali. Bahkan jika waktu sholat belum tiba, beliau tetap melakukan wudhu.
Kedisiplinan dalam menjaga wudhu selalu dijaga. Ketika mendengar adzan, beliau segera melaksanakan sholat. Bahkan saat terlibat dalam perang gerilya, beliau tidak pernah menunda kewajiban beribadah, bahkan saat dalam kondisi sakit.
Selama berperang gerilya, Soedirman memerintahkan asistennya untuk membawa kendi berisi air. Air tersebut digunakan untuk berwudhu selama perang gerilya.
Editor : Iman Nurhayanto