Lebih lanjut Khafid menerangkan, bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan Dakwah dan gerakan Tajdid merumuskan ciri Islam Berkemajuan ke dalam Karakteristik Lima (al-khasha'ishu al-khamsu) yaitu :
1. Berlandaskan pada Tauhid (al-mabni 'ala al-tauhid)
2. Bersumber pada al-Quran dan al-Sunnah (al-ruju' ila al-Quran wa al-Sunnah)
3. Menghidupkan Ijtihad dan Tajdid (ihya' al-ijtihad wa al-tajdid)
4. Mengembangkan Wasathiyah (tanmiyat al-wasathiyah)
5. Mewujudkan Rahmat bagi seluruh alam (tahqiq al-rahmah li al-alamin).
Memelihara Tuyul
Pengajian umum rutin Jumat Kliwonan yang berlangsung 1,5 jam tidak terasa lama. Apalagi Khafid menyampaikan dengan bahasa Indonesia dicampur basa Jawa logat pantura.
Tiba-tiba beliau melemparkan pertanyaan ke hadirin : "Pak, Bu sampeyan pengin Muhammadiyah cepet berkembang nang Pekalongan"?. Serentak dijawab : "pengiin".
"Gelem ngingu Tuyul (mau memelihara tuyul) ?" guraunya.
Jamaahpun mulai terbelah. Sebagian besar diam tidak menjawab, sebagian lain ada yg jawab "purun (mau)" dan "mboten (tidak mau)". Lalu Khafid menjelaskan makna TUYUL yang merupakan singkatan dari Taqwa, Ubet, Yakin, Ulet dan Lincah.
"Taqwa itu Tawadhu', Qanaah dan Wara", Khafid mulai menerangkan secara jelas makna Taqwa. Tawadhu' bermakna rendah hati, jangan sombong, takabur, merasa paling benar, paling baik dibanding orang lain. Qanaah bermakna rela hati, merasa cukup, prasojo, perwira, sederhana. Wara' bermakna "ngati-ati" (hati-hati) dalam melangkah, bekerja, menjalani kehidupan.
Sebelum menerangkan lebih lanjut tentang Ubet, Yakin, Ulet dan Lincah, Khafid bertanya : "Pripun, purun mboten ngopeni tuyul (bagaimana, mau tidak memelihara tuyul) ?" candanya dengan senyum. "puruun..." jawab jamaah ibu-ibu dengan koor. Khafidpun lantas menjelaskan satu per satu apa yang dimaksud dengan Ubet, Yakin, Ulet dan Lincah hingga pengajian selesai jam 22.30 WIB.
Editor : Iman Nurhayanto