Atau kita bisa melihat kantor MDMC/LPB PP di lantai 2 kantor PP Muhammadiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Yogyakarta, hanya dihandle oleh 5 orang staf, namun mampu menggerakkan ribuan relawan bencana alam di seluruh Indonesia dengan cepat. Bandingkan dengan jumlah staf kantor BPBD kabupaten/kota atau provinsi di setiap wilayah.
Budaya organisasi yang bertumpu pada partisipasi, transparansi dan responsibility , yang dilandasi niat tulus ikhlas dengan tujuan mencari rahmat Allah Swt merupakan kelebihan tersendiri yang dimiliki gerakan Islam berkemajuan ini. Ruhul jihad (semangat berjuang) dan ruhul ikhlas (ketulusan dalam aksi) di jalan Tuhan dengan penuh semangat, rela berbagi dan memberi manfaat kepada sesama.
Jargon "Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan hidup bahagia bersama Muhammadiyah" telah menjadi sesanti yang melengkapi salah satu wasiat mashur KH Ahmad Dahlan : "Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan cari penghidupan di Muhammadiyah".
Tata Kepemimpinan
Pergantian pemimpin dalam sebuah organisasi adalah Sunatullah yang mutlak, pasti, obyektif dan universal. Tidak ada yang abadi dalam kepemimpinan seseorang kecuali kematian yang pasti ditemui. Maka menyiapkan sistem kepemimpinan yang transformatif harus dipersiapkan secara baik agar regenerasi dan revitalisasi bisa berjalan secara berkesinambungan.
Saya teringat, ketika guru AIK (Al-Islam Kemuhammadiyahan) kami, Allahuyarham KH. Abdul Barie Shoim ditetapkan Musda Muhammadiyah Kendal sebagai anggota Tim Formatur. Beliau "mengundurkan diri" sebagai Kepala Sekolah SMP Muh1 Weleri, sebelum di-SK-kan dan dilantik menjadi Ketua PDM Kendal. Hingga akhir hayat, beliau tetap bersahaja sebagai guru AIK di SMP dan SMA Muh1 Weleri. Beliau tetap menjadi mubaligh dari kampung ke kampung dan menjadi imam-khatib sholat Jumat dan Ied. KH Shoim juga pedagang bahan kebutuhan pokok di kios rumahnya, di samping utara Pasar Weleri.
Tidak ada seorangpun anggota Formatur 13 PDM Kendal waktu itu yg meminta dan menyuruh mundur beliau sebagai Kepala Sekolah. Sebagai guru AIK dan Ketua PDM, beliau sangat mudah ditemui siapapun. Dengan senyum khasnya, kedua tangannya selalu terbuka menerima kedatangan aktivis IPM seperti kami. Meski yang disampaikan, terkadang lebih banyak keluhan khas aktivis saat itu. Pertemuan bisa dilakukan dimana saja : rumah, kios, mushola/masjid maupun di sekolah tatkala beliau usai mengajar. Asal di situ terlihat sepeda besar berwarna hitam "bruwet" (kusam) berarti beliau ada dan bisa ditemui.
Editor : Iman Nurhayanto