SOLO, iNewsJatenginfo.id – Gibran Maheswara Javas Setyawan alias Ki Gibran dalang cilik asal SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta akan tampil di pembukaan National Anti-Fraud Conference (NAFC) 2022 di kota Surakarta pada tanggal (3/11/2022).
Mengangkat tema Mulat Sarira Angrasa Wani, Ki Gibran membawakan lakon Lakon Babad Wanamarta (Amarta Mawujud). Diserahkannya Kekuasaan Negara Amarta kepada para Pandhawa karena dinilai layak dan mampu dalam memerintah Negara Amarta.
Penyerahan kekuasaan penuh dilakukan oleh Jin Puntadewa, Dhandhuncana, Suparta, Nakula dan Sadewa kepada para Pandhawa mudha (Yudhistira, Bratasena, Permadi, Pinten dan Tansen)
Meskipun masih belia, Ki Gibran tertarik untuk melestarikan kebudayaan Jawa, terutama seni pewayangan.
“Bukti Ki Gibran tertarik kebudayaan bisa dilihat dari prestasinya, seperti Juara 1 lomba dalang cilik Karanganyar 2018, juara 1 lomba dalang cilik surakarta 2019, Juara 1 lomba dalang cilik Karanganyar 2020, juara 2 lomba dalang cilik se Provinsi Jateng 2022, dan Juara 3 lomba dalang cilik Nasional 2022,” kata Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko.
Jatmiko mengatakan merupakan sebuah kehormatan karena dipercaya mengisi acara yang penuh edukasi. Mulat Sarira Hangrasa Wani merupakan sebuah ungkapan dalam tradisi Jawa yang berarti berani mengenal potensi diri, sekaligus menyadari kekurangannya. Ungkapan ini melahirkan sikap rendah hati, yang dengan sikap rendah hati itu manusia dapat menata diri dengan baik.
“Saya selaku pembina dan sutradalang bersyukur atas kesempatan dan kehormatan yang luar biasa dari ACFE Indonesia Chapter. Dalam acara pembukaan kali ini, kami dipercaya mengisi acaranya,” ujarnya.
Peserta Konferensi dihadiri oleh anggota ACFE maupun non anggota yang bekerja di pemerintahan dan swasta di berbagai bidang yang berkaitan dengan kegiatan anti- fraud, antara lain dalam bidang Compliance, Hukum, Internal Audit, Eksternal Audit, Investigasi, dan bidang-bidang lain yang terkait.
Konferensi ini akan membahas berbagai isu terbaru terkait dengan kegiatan pencegahan (prevention), deteksi (detection) dan investigasi (investigation) fraud, baik dari aspek konsepsi maupun teknis.
ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) adalah organisasi anti-fraud dan penyelenggara pendidikan dan pelatihan terkemuka di dunia yang memiliki anggota lebih dari 90,000 professional di seluruh dunia.
Misi ACFE adalah untuk menurunkan tingkat fraud di seluruh dunia, dan meningkatkan kepercayaan publik atas pentingnya integritas dan obyektifitas dalam menjalankan profesi. ACFE Indonesia Chapter sendiri beranggotakan lebih dari 1000 professional baik dari instansi pemerintah, maupun sektor swasta.
Lebih lanjut, Jatmiko menjelaskan bahwa SD Muh 1 Solo selalu berupaya menjadi pelayan terbaik bagi masyarakat dan pihak terkait di bawah sentuhan dingin Kepala Sekolah Sri Sayekti. Mulat sarira hangrasa wani (berani mawas diri) yang dilandasi oleh rumangsa melu handarbeni (merasa ikut memiliki) dan wajib melu hangrungkebi (wajib turut serta membela kebenaran) diperlukan dalam rangka mencapai tujuan.
“Semua potensi anak di SD Muh 1 Solo selalu dididik, dibimbing, dikembangkan, dan diberi ruang gerak yang sama, untuk event ini dengan Sutradalang Ki Agung Sudarwanto MSn. Semoga nanti, talenta anak-anak akan muncul dan bisa tampil luar biasa di berbagai event,” harapnya.
Editor : Iman Nurhayanto