get app
inews
Aa Read Next : Pendaftaran Anggota Panwaslu Kecamatan untuk Pilkada 2024 Sudah Dibuka

Kisah Gembong PKI saat Bersembunyi di Semarang, Perburuan DN Aidit

Jum'at, 30 September 2022 | 17:59 WIB
header img
Kapten (Purn) CPM Sanjoto berada di depan rumahnya yang pernah disinggahi gembong PKI DN Aidit. (Ist)

Dia mengatakan, ketika itu dirinya secara kebetulan telah membaca keadaan di dalam ruangan. Ternyata rombongan DNA (DN Aidit) pergi ke timur (Solo). 

“Lantas saya telepon sama komandan, saya laporan bahwa dua jam yang lalu sudah tak ada, lari ke timur. Di Solo komandan saya telepon Dandenpom Solo dijawab sudah diberondong (tertangkap di Solo),” ungkap kakek yang lahir 17 November 1930 ini.

Tak hanya soal memburu DN Aidit, Sanjoto pun mengisahkan perjalanannya hidupnya hingga jadi perwira Polisi Militer. Setelah Kemerdekaan dirinya masuk dalam barisan Badan Keamanan Rakyat (BKR) cikal bakal TNI. 

Dia mendapat pangkat Letnan Muda, meski tak pernah menyandang pangkatnya di pundak maupun lengan bajunya. Ia bertugas sebagai pasukan pengawal, Sanjoto pernah mendapatkan perintah mengawal dan menyeberangkan Panglima Besar Jenderal Soedirman saat bergerilya di wilayah Wonogiri hingga masuk Jawa Timur. 

Gerilya dengan keluar-masuk hutan dilakukan bertahun-tahun saat pendudukan Belanda. Dia memimpin pasukan hingga pernah melakukan peledakan bom yang di jalan yang dilintasi konvoi panser Belanda. Sanjoto kemudian masuk dalam barisan Corps Polisi Militer dengan pangkat Sersan Satu. 

“Berulang kali saya juga melakukan pengawalan sampai pada Jenderal Ahmad Yani. Saat membentuk Batalyon Banteng Raiders di Bulakamba Tegal pun saya juga ikut terlibat pengawalan. Sampai kedatangan Bung Karno saya juga yang mengawalnya,” ceritanya. 

Sebagai bentuk kepedulian rumah layak huni bagi veteran perang kemerdekaan, khususnya Sanjoto. Rumahnya yang berada Jalan Belimbing Raya Peterongan Semarang diperbaiki.

Dia mengakui jika kondisi rumah saat itu memang rusak parah. Di dinding terdapat peta yang ditujukan bagi pengikut petinggi PKI DN Aidit untuk kabur. 

"Setelah itu saya kan tinggal di hotel. Karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya perbaiki dan tempati sejak tahun 1969," ujarnya. 

Namun bangunan rumah yang bertembok bertahun-tahun sejak ditempati masih tampak sering bocor saat hujan datang. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol dan temboknya retak. Kini, rumah yang dia tempati telah direnovasi. 

Pembongkaran dilakukan pada Senin (21/9/2020) oleh pihak REI Komisariat Semarang dan Solo bersama Denpom IV/5 Semarang. Sebelum direnovasi, Sanjoto sempat dikunjungi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat gowes ke daerah Peterongan Semarang Selatan. 

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Berita iNews Jatenginfo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut