Begitupun karakteristik utama kurikulum merdeka diupayakan untuk saling aktif, sebab murid dan guru sama-sama subjek atau pelaku dalam pendidikan, dan harus aktif dengan adanya unsur dialogis dalam setiap pembelajaran dengan berfokus pada materi esensial yang mendalam.
Ciri yang kedua, pendidikan yang membebaskan adalah menyadarkan situasi dan kritik atas realitas yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik.
Dalam hal ini kurikulum merdeka juga mempunyai karakteristik yang diupayakan dengan pengembangan soft skill peserta didik agar memiliki karakter sesuai profil pelajar Pancasila, yang mana terdapat enam aspek dalam profil pelajar Pancasila, yakni beriman dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif
Lebih daripada itu, upaya kurikulum merdeka demi terwujudnya pendidikan yang membebaskan adalah terdapat fleksibilitas bagi guru dalam menerapkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, dalam artian untuk mengupayakan terwujudnya pembelajaran yang membebaskan, peserta didik diberi ruang untuk berekspresi sesuai dengan minatnya, dan guru wajib memfasilitasi minat dan bakat peserta didik untuk mencapai apa yang diinginkan.
Dengan begitu dapat dikatakan kemunculan kurikulum merdeka di sini diupayakan untuk mewujudkan proses pendidikan yang membebaskan, bahkan apabila sekolah belum bisa menerapkan kurikulum merdeka dikarenakan lokasi sekolah itu minim fasilitas atau berada di wilayah terpencil pun diberi kebebasan untuk memakai kurikulum yang sudah dipakai sebelumnya, baik kurikul 2013 atau kurikulum darurat.
Editor : Iman Nurhayanto