get app
inews
Aa Text
Read Next : Kurikulum Merdeka Bawa Angin Segar Pendidikan Indonesia

Peran Penting Kurikulum Merdeka, Wujudkan Pendidikan yang Membebaskan

Minggu, 21 Agustus 2022 | 22:48 WIB
header img
Kurikulum merdeka sebagai wujud pendidikan yang membebaskan. Foto: Ist

SOLO, iNewsJatenginfo.id  - Tujuan dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, apabila proses dalam pendidikan justru membuat manusia kehilangan jati dirinya, maka pendidikan tidak ada nilainya.

 Paulo Freire dalam bukunya pendidikan kaum tertindas, mengkritik wajah pendidikan yang marak dilakukan di berbagai belahan dunia, sebagai pendidikan gaya bank.

Menurutnya konsep pendidikan gaya bank seperti mengisi koin ke dalam tabungan, atau dalam bahasa formalnya transfer pengetahuan.

Jadi, guru identik dengan yang memiliki pengetahuan dan murid tidak mengerti apa-apa, dalam artian menganggap bodoh orang yang diajar, sebuah ciri dari ideologi penindasan.

Secara sederhana, kalimat yang sering digunakan Freire dalam mendeskripsikan pendidikan gaya bank adalah, guru adalah subjek, peserta didik adalah objek, sehingga disini yang aktif adalah guru dan murid bersifat pasif.

Maka, kehadiran kurikulum merdeka menjadi sebuh kritik atas pendidikan yang tidak membebaskan itu, pengajaran tidak satu arah, tapi dua arah dengan adanya unsur dialogis antara guru dan murid.

Mengenal Kurikulum Merdeka

Kebijakan kemunculan kurikulum merdeka oleh Kemendikbudristek, sudah menjadi sebuah keniscayaan, mengingat bahwa realitas terus berubah, kebijakan lama perlu ada evaluasi agar bisa lebih efektif.

Terlebih dalam dunia pendidikan yang merupakan kunci baik tidaknya kondisi negara di masa depan bergantung pada proses pendidikan di masa kini

Kurikulum merdeka diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2022, yang digadang-gadang sebagai salah satu program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan juga sebagai respon atas realitas yang terjadi setelah pandemi, tujuan utamanya adalah demi terwujudnya merdeka belajar bagi peserta didik.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Nadiem Makarim, dalam peluncurannya kurikulum ini secara daring, ia mengatakan bahwa kurikulum merdeka ini lebih sederhana dan fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi covid 19 dan untuk mendorong perbaikan kualitas dan pemulihan dari krisis pembelajaran.

Mas Menteri lanjutnya menjelaskan keunggulan utama kurikulum merdeka dapat kita ketahui, yang pertama kurikulum merdeka fokus pada materi esensial, dengan memperhatikan proses belajar murid, dan menerapkan pembelajaran yang mendalam. 

Kedua, memberi jam pelajaran khusus bagi pengembangan karakter melalui project profil pelajar Pancasila. 

Ketiga, memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang operasionalnya sendiri dan bagi guru menyesuaikan pembelajaran sesuai tingkat kemampuan muridnya.

Karakteristik Kurikulum Merdeka yang Membebaskan

Kembali kepada Freire tentang pendidikan yang membebaskan memiliki ciri-ciri Pertama, proses pembelajaran yang manusiawi dan dialogis, yang berarti hubungan antara guru dan murid ada ketersalingan dalam proses belajar mengajar.

Begitupun karakteristik utama kurikulum merdeka diupayakan untuk saling aktif, sebab murid dan guru sama-sama subjek atau pelaku dalam pendidikan, dan harus aktif dengan adanya unsur dialogis dalam setiap pembelajaran dengan berfokus pada materi esensial yang mendalam.

Ciri yang kedua, pendidikan yang membebaskan adalah menyadarkan situasi dan kritik atas realitas yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik.

Dalam hal ini kurikulum merdeka juga mempunyai karakteristik yang diupayakan dengan pengembangan soft skill peserta didik agar memiliki karakter sesuai profil pelajar Pancasila, yang mana terdapat enam aspek dalam profil pelajar Pancasila, yakni beriman dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif

Lebih daripada itu, upaya kurikulum merdeka demi terwujudnya pendidikan yang membebaskan adalah terdapat fleksibilitas bagi guru dalam menerapkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, dalam artian untuk mengupayakan terwujudnya pembelajaran yang membebaskan, peserta didik diberi ruang untuk berekspresi sesuai dengan minatnya, dan guru wajib memfasilitasi minat dan bakat peserta didik untuk mencapai apa yang  diinginkan.

Dengan begitu dapat dikatakan kemunculan kurikulum merdeka di sini diupayakan untuk mewujudkan proses pendidikan yang membebaskan, bahkan apabila sekolah belum bisa menerapkan kurikulum merdeka dikarenakan lokasi sekolah itu minim fasilitas atau berada di wilayah terpencil pun diberi kebebasan untuk memakai kurikulum yang sudah dipakai sebelumnya, baik kurikul 2013 atau kurikulum darurat.
 

Editor : Iman Nurhayanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut