YOGYAKARTA, iNewsJatenginfo.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi guguran lava sebanyak 43 kali ke arah barat daya dalam sepekan terakhir. Guguran tersebut dominan ke arah sungai Bebeng, dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa menuturkan selain guguran lava, pihaknya juga menemukan adanya pertumbuhan kubah di dua tempat. Pada kubah barat daya teramati adanya pertumbuhan kubah, volume kubah terhitung sebesar 1.664.000 m³, Sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 m³.
"Penambahan volume kubah lava ini menunjukkan jika Merapi masih aktif," ujar dia, Sabtu (13/8/2022).
BPPTKG juga mencatat Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Agus menyebut dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 13 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 582 kali gempa Fase Banyak (MP), 633 kali gempa Guguran (RF), 159 kali gempa Hembusan (DG), dan 5 kali gempa Tektonik (TT).
Deformasi atau perubahan bentuk puncak Merapi juga terus berlangsung. Dimana jarak tunjam di sektor barat laut berkisar pada jarak 4.029,645 m hingga 4.029,659 m. Sementara dari GPS di Klatakan-Plawangan berkisar pada 6.164,04 m hingga 6.164,05 m.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
"Untuk hujan dan Lahar pada minggu ini tidak dilaporkan terjadi," katanya.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," ujarnya.
Oleh karenanya, BPPTKG mengimbau kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi seperti Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
Disamping itu masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Editor : Iman Nurhayanto