Dua pen penyangga tulangnya yang retak pun kemudian tertanam di kakinya.
"Setelah tiga hari di RS, mulai saat itu akhirnya ke mana-mana membawa krek untuk jalan," ujar ibu tiga anak ini ikhlas saat ditemui di Terminal Haji Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Minggu (3/7) siang.
Usai dioperasi, dua kruk dan kursi roda memang menjadi barang baru yang mendampinginya sehari-hari.
Meski belum bisa berjalan normal dan terpaksa duduk di kursi roda, tekad Kiswati untuk bisa berhaji tahun ini tak surut sama sekali. Bahkan, warga yang tinggal di Griya Buaran Indah Kota Pekalongan makin menjaga kesehatannya agar bisa lolos cek medis sebagai syarat terbang pada 3 Juli.
Beruntung, tidak ada keluhan lain di tubuhnya setelah jatuh sore itu, kecuali hanya di bagian kaki yang kadang terasa agak sakit jika terlalu lama duduk. Dia juga bersyukur karena Mugiarto, sang suami, anak, dokter dan petugas dari embarkasi tak henti memberikan semangat.
"Ini menjadi perjalanan haji luar biasa saya. Saya tak menyangka akhirnya bisa sampai Tanah Suci," ujar Kiswati.
Minggu siang di Bandara Jeddah itu, Kiswati akhirnya benar-benar menginjak tanah Saudi, tepat di hari batas terakhir (closing date) penerbangan haji.
Saat ditemui di atas kursi roda di dalam paviliun terminal, Kiswati tak kuasa menahan rasa syukur sekaligus haru.
Syukur karena dia akhirnya bisa terangkut dalam kloter paling ujung yang diberangkatkan oleh Embarkasi Solo. Kloter 43 yang membawanya ini bahkan tercatat paling pamungkas dari total 240 penerbangan haji Indonesia tahun ini.
Selain dari Kabupaten Pekalongan, kloter ini diisi sejumlah jamaah yang tak terangkut kloter sebelumnya seperti lantaran sakit, tak lolos tes PCR, terpisah rombongan dan lain hal.
Kiswati begitu terus bersyukur. Dia tak bisa membayangkan jika harus gagal berangkat haji tahun ini gara-gara kakinya yang retak itu. Yang membuat dia lega, tahapan jelang terbang seperti cek medis juga bisa terlalui dengan baik.
Jika sampai tahun ini gagal berangkat, dia bisa jadi terpisah dengan suaminya dan jelas paling cepat ke Tanah Suci tahun depan setelah kakinya benar-benar pulih. "Maka haji saya ini begitu penuh cobaan. Ibaratnya kesandung-sandung sebelum berangkat," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto