Kiswati mengaku sandungan kaki terkilir tiga pekan jelang berangkat itu sebenarnya bukanlah yang pertama. Sekitar 1,5 bulan sebelumnya, hati Kiswati juga sempat dibuat dag dig dug.
Sebab saat Ramadan itu, Kiswati yang mendaftar haji pada 2012 tercatat tak lolos verifikasi Kementerian Agama (Kemenag) sebagai salah satu jamaah yang diberangkatkan tahun 2022.
Ini karena jamaah yang lolos kuota Kabupaten Pekalongan semuanya mendaftar pada 2011. Mendengar tak lolos, Kiswati yang sangat berharap bisa haji sebelum pensiun sempat kaget.
Namun tak dinyana, pada 9 Mei, ada kabar baru yang membahagiakan. Dia dan suaminya dinyatakan bisa masuk dalam kuota haji tahun ini. Karena masuk daftar susulan, nomor urut kuotanya pun paling akhir.
"Total kuota itu hanya 162 orang. Suami nomor 161 dan saya 162," ungkapnya penuh rasa syukur.
Mestinya pula, sesuai nomor porsi, Kiswati dan suami berangkat pada 2020 lalu. Namun lantaran haji tak digelar akibat pandemi Covid-19, maka impiannya ini tertunda dua tahun.
Meski penuh dengan sandungan, Kiswati tak pernah kecewa dan larut dalam kesedihan. Baginya, cara berhajinya yang harus berkursi roda dan lika-liku jelang keberangkatan ini adalah bagian rencana terbaik dari Allah.
Dengan kesadaran itu dia pun tak pernah menyerah. Apalagi banyak orang-orang terdekatnya yang memberikan dukungan penuh.
"Allah pasti memberikan sesuatu yang indah. Dan yang indah harus saya jalani. Insyaallah semuanya juga akan berakhir dengan indah," ujar Kiswati didampingi suaminya yang begitu setia di samping kursi dan dua kruknya.
Editor : Iman Nurhayanto