SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Universitas Diponegoro (Undip) merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Dengan status tersebut Undip memiliki otonomi untuk melakukan pengelolaan secara mandiri, baik pengelolaan akademik maunpun non akademik. UNDIP terus bergerak menjadi universitas berbasis riset yang unggul, dengan menciptakan ekosistem riset yang dinamis.
UNDIP telah menghasilkan produk-produk inovasi di bidang kesehatan dan farmasi yang mampu memberikan manfaat untuk masyarakat.
Ada dua mekanisme yang saat ini sedang dikerjakan yaitu hilirisasi dan hulunisasi. Pertama hilirisasi adalah produk hasil riset inovator yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan dikomersialisasi bersama Industri atau pelaku bisnis.
Kemudian yang kedua adalah hulunisasi, UNDIP sangat terbuka kepada pihak manapun termasuk pemerintah, industri atau perusahaan untuk lakukan kerjasama dan menghasilkan produk bersama.
Direktur Inovasi dan Kerja Sama Industri UNDIP, drh. Dian Wahyu Harjanti, PhD menyampaikan UNDIP merupakan kampus yang bervisi terhadap kemandirian.
"UNDIP merupakan kampus yang memiliki visi berkontibusi terhadap percepatan kemandirian alat kesehatan dan farmasi atau obat-obatan," ucapnya.
Adapun peran UNDIP dalam upaya kemandirian alat kesehatan dan farmasi di Indonesia adalah sebagai Mesin Inovasi.
“Biarlah UNDIP yang menjadi pusat R&D untuk produksi dan pengembangan alat kesehatan dan farmasi”, pungkasnya.
Selanjutnya dukungan dari Industri dan Pemerintah dibutuhkan untuk hilirisasi dan komersialisasinya.
Ia menyampaikan bahwa dalam upaya kemandirian alat kesehatan dan farmasi, beberapa langkah yang dilakukan diantaranya melalui penelitian perintis yang saat ini sedang dilakukan oleh dosen atau inovator UNDIP
Kemudian dapat melakukan reverse engineering atau ketika suatu obat atau alkes yang tadinya import dengan harga mahal, melalui kerjasama dengan UNDIP dapat membangun dan menciptakan sebuah produk serupa dengan harga yang lebih ekonomis.
Selanjutnya adalah alih teknologi dengan lisensi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang dimiliki oleh inovator.
Editor : Iman Nurhayanto