Namun yang menjadi permasalahan adalah tidak semua orang yang datang mencari kerja memiliki keterampilan sehingga mereka berakhir menggelandang, menjadi anak jalanan, atau mendirikan lapak-lapak liar.
“Muncul banyak problem yang kadang-kadang bertentangan antara hati nurani dan keinginan supaya kota kita menjadi rapi. Satpol PP perlu dipimpin oleh orang yang benar-benar mampu mengatasi masalah ini. Maka selalu saya tekankan camat dan lurah harus diajak rundingan. Mereka harus jadi benteng yang pertama. Kalo sampai harus ada penegakan maka eksekusinya harus humanis,” ujar Hendi.
Sementara itu, Direktur Polisi Pamong Praja dan Linmas Kemendagri Bernhard E. Rondonuwu, menyatakan setuju dengan pendekatan yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Semarang. Bernhard mengapresiasi gagasan Hendi bahwa penertiban membutuhkan dukungan bersama dan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
“Kota Semarang sudah kita declare sebagai percontohan bagi teman-teman Satpol PP di 548 kota-kota lain. Kalau bisa mereka datang (studi banding) ke Kota Semarang untuk belajar,” pungkas Bernhard.
Editor : Iman Nurhayanto