Hal ini dia jadikan sebagai peluang. Berawal dari permasalahan yang ditemui di kalangan para ojek pangkalan, akhirnya Nadiem mulai mendirikan startup bernama Gojek pada 13 Oktober 2010.
Saat awal berdiri, Gojek hanya memiliki 20 pengemudi. Untuk menghubungkan antara pengemudi dan penumpang, Gojek mulanya hanya mengandalkan call center. Namun beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 2014, tawaran investasi mulai berdatangan sehingga pada 7 Januari 2015, Nadiem meluncurkan aplikasi Gojek di Android dan iOS untuk lebih memudahkan penumpang memesan ojek.
Seiring berjalannya waktu, Gojek berkembang signifikan dari segi layanan yang awalnya hanya layanan ojek, kemudian menawarkan fitur dan layanan lainnya. Kini masyarakat tidak hanya bisa menggunakan layanan antar jemput tapi dalam memesan makanan, mengirim barang, membeli tiket dan lainnya.
Kesuksesan perusahaan yang dirintisnya membuat Gojek menjadi startup dengan status unicorn pertama di Indonesia. Kemudian status tersebut menjadi decacorn pada 2019 atau ketika usianya baru 34 tahun.
Berkat kesuksesannya, Nadiem pernah masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe pada 2018, dengan kekayaan mencapai 100 juta dolar AS. Berkat kesuksesannya di usia muda, dia juga dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada usia 35 tahun, yang menjadikannya menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju.
Editor : Iman Nurhayanto