KEBUMEN,iNewsJatenginfo.id - Basri, peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) asal Geopark Natuna, tampak menikmati seruputan kopi panas, yang disuguhkan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Hutan Mangrove Muara Kali Ijo, Desa Ayah, Jumat (6/12/2024). Bukan minuman biasa, kopi itu terbuat dari biji mangrove.
Menurut Basri, dia baru kali pertama ini menjajal kopi biji mangrove. Dan ternyata, rasanya khas, berbeda dengan kopi yang biasa dinikmatinya.
"Kopi ini secara umum, rasanya enak. Kalau kopi kan ada yang asam, ada yang pahit. Ini di tengah-tengah," ungkap Basri.
Selain kopi, Basri juga mencicipi sejumlah kudapan berbahan mangrove. Dia juga melihat budidaya kepiting, yang hasilnya dapat menambah perekonomian masyarakat.
Sodikin, petani budidaya kepiting KEE Hutan Mangrove Muara Kali Ijo di Desa Ayah, mengatakan, pihaknya bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Pansela melakukan budidaya kepiting sejak lama.
"Budidaya kepiting mulai ukuran 1 ons minimal sampai 1,5 ons. Ini nangkap dari alam (hutan mangrove). Ini pembesaran saja," ujarnya.
Pihaknya menjual kepiting per kg yaitu Rp 120 ribu di hari biasa, dan Rp 150 ribu per kg saat hari libur seperti Natal dan tahun baru atau hari besar lainnya
Ya, kedatangan Basri ke Kebumen sebagai peserta KNGI, dimanfaatkan benar untuk field visit atau kunjungan lapangan. Mereka menjelajahi dan mempelajari situs geopark, sekaligus menikmati keindahan objek wisatanya.
Editor : Iman Nurhayanto