Pada sesi yg sama, tampil Yenni Zannuba Wahid, yang menjelaskan tentang pengalaman Indonesia dalam mengembangkan koeksistensi dan toleransi di antara pemeluk berbagai agama. Dengan cara demikian, kata puteri Mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini, bangsa Indonesia yg majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya dapat hidup secara damai mewujudkan cita-cita bersama.
Selentingan Moderator Din Syamsuddin di hadapan sekitar 300 peserta, termasuk Duta Besar RI utk Federasi Jerman Arif Havas Oegroseno dan Wakil Perdana Menteri & Menlu Italia Antonio Tajani, bahwa Yenni Wahid disebut-sebut sebagai Calon Wakil Presiden Indonesia mendapat tepuk tangan dari peserta yg memadati auditorium besar di Berlin itu. Bahkan, pada waktu makan siang atau malam banyak peserta yang datang menyalami Yenni Wahid dan bertanya ke Din Syamsuddin apakah hal demikian akan menjadi kenyataan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu'ti yang tampil sebagai pembicara pada sesi lain tentang Seni Hidup Bersama di Dunia Runtuh (The Art of Living Together in a Shatterred World) mendapat respons positif dari audiens. Menurut Guru Besar UIN Jakarta ini, hidup bersama di alam kemajemukan memerlukan seni, dan seni itu dapat menyelamatkan manusia di tengah dunia yg porak poranda.
Konperensi Tahunan Komunitas Sant' Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini.
Editor : Iman Nurhayanto