Tagline #Sekolahramahanak, #Semuaorangberhakdihargai, dan sebutan “Agen Perubahan Anti Bullying” ramai digalakkan pada sosialisasi ini.
Di ujung sesi, Ia menjelaskan harapan dan kesannya terhadap program layanan anti bullying yang telah terlaksana.
“Terimakasih untuk partisipasinya, alhamdulillah kegiatan berjalan lancar dan tertib. Harapannya melalui kegiatan sosialisasi dan penyediaan layanan anti-bullying QR-BULFREZ ini siswa-siswi di sini dapat merasa lebih aman dan nyaman di lingkungan sekolah,” kata Nadiyah
“Semoga semua yang ada di sini juga dapat mengatasi setiap permasalahan dengan cara yang sehat dan positif,” imbuhnya.
Hasil sosialisasi dengan peserta siswi-siswi MTs Al-Asror sebanyak 35 menunjukkan bahwa 86,4% peserta sangat puas dan antusias mengikuti sosialisasi tersebut.
Pemahaman peserta terkait materi bullying yang telah disampaikan juga tergolong tinggi dengan persentase mencapai 86%.
Tak hanya menggelar sosialisasi, Mahasiswa PPG Prajabatan UNNES ini pun melakukan pengadaan kotak layanan anti-bullying QR-BULFREZ sebagai salah satu tindakan pencegahan bullying yang diserahkan kepada pihak sekolah.
“Kotak layanan anti-bullying QR-BULFREZ membantu siswa memahami bahwa mereka tidak sendirian dan terdapat orang yang peduli dengan situasi mereka, meningkatkan kepercayaan diri, serta belajar cara mengatasi konflik secara sehat,” ungkap perwakilan mahasiswa PPG Prajabatan UNNES.
Korban, bystander, dan upstander dapat segera melapor ke guru BK secara anonim lewat kotak layanan anti-bullying yang tersedia apabila terjadi tindak kekerasan/ bullying di sekitar sekolah.
Guru BK nantinya akan menerima dan mengkonfirmasi ke wali kelas yang bersangkutan. Kemudian Tim konseling (BK) dan psikolog akan bekerja sama dengan guru dan orang tua untuk menemukan solusi terbaik bagi siswa yang mengalami bullying.
Lebih lanjut, tahap akhir yang dilakukan ialah korban bullying akan mendapatkan layanan terapi apabila diperlukan.***
Editor : Iman Nurhayanto