SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Kadar kolesterol yang tinggi di darah (tubuh) kini sudah dianggap hal yang biasa. Sebabnya satu, gaya hidup tak sehat yang kian menggejala di masyarakat. Tingginya gaya hidup tak sehat ini diperparah dengan belanja makanan yang kian tinggi.
Harus kita akui, seiring dengan maraknya aplikasi beli-antar makanan, telah terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat. Kemudahan memperoleh makanan, dengan imingan diskon, menjadi penyebab rumah tangga kian jarang mengolah makanan sendiri. Beli adalah cara termudah dan murah.
Tapi, bersamaan dengan itu, terjadi pola makan yang kian seragam, dan kian sulit dikendalikan. Kita akui, memakai aplikasi beli-antar itu, ritme makan kita tidak akan terlalu banyak berubah. Menu yang tersaji di aplikasi meski beragam, tapi dengan kandungan yang pasti sama saja.
Itulah sebabnya, terjadi pola makan yang tak sehat karena kebutuhan makanan sehat sangat sulit dipenuhi oleh resto atau warung yang terjaja di aplikasi.
Efeknya, selain tak sehat, kolesterol dan asam urat pun meningkat. Dan, muncul juga penggampangan untuk menyingkirkan kelebihan kolesterol itu, cukup dengan minum obat penurunnya.
Beda Cara Konsumsi
Obat penurun kolesterol yang paling populer adalah simvastatin. Meski, banyak juga yang mengonsumsi fenofibrate. Kedua obat ini bekerja dengan cara yang berbeda. Simvastatin dari jenis statin, bekerja dengan cara menurunkan jumlah kolesterol yang dihasilkan hati. Selain itu, dapat menurunkan kolesterol jahat, trigliserida, serta meningkatkan kolesterol baik yang dapat membantu mencegah penyakit jantung, stroke, dan serangan jantung. Fenofibrate bekerja dengan meningkatkan pemecahan dan pembuangan kolesterol jahat dari dalam tubuh.
Nah, seiring kemajuan teknologi, saat ini juga dikenal jenis lain dari statin selain simvastatin, yakni atorvastatin dan juga rosuvastatin. Ketiganya punya cara bekerja yang berbeda dan kita kudu memahaminya.
Editor : Iman Nurhayanto