Sementara dalam paparannya, Ketua Yayasan SSR MSI Kota Semarang Supriyanto berharap agar kehadiran komunitas yang dipimpinnya mampu meringankan pemerintah Kota Semarang untuk mengeliminasi TBC.
"2028 target Kota Semarang sudah bersih dari kasus TBC, semoga itu bisa terwujud atas kerjasama MSI, Bappeda, DPRD, Dinas Kesehatan Kota Semarang, dan tentunya masyarakat Kota Semarang," ucapnya.
Kemudian DPRD Kota Semarang Kadar Lusman sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh MSI, RS, bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam upaya eliminasi kasus TBC.
"Kami dari lembaga legislatif akan mendorong dinas, tidak hanya Dinas Kesehatan saja, namun semua komponen seperti Pemkot Semarang sampai masyarakat. Kami mendorong untuk bergerak bersama mengeliminasi TBC. Kepada masyarakat juga diharapkan kejujurnanya dan tidak menutupi jika ada anggota keluarga yang terkena penyakit TBC, sehingga pada proses pendataan berjalan lancar, sampai tahap pengobatan," ucapnya.
Selanjutnya dari Dinas Kesehatan Kota Semarang Nurdian Rahmawati menghimbau masyarakat agar melakukan upaya memutus mata rantai kasus TBC dengan menjalankan protokol kesehatan sama seperti Covid-19.
"Kepada seluruh masyarakat diharapkan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, serta tidak menyembunyikan penyakit terkhusus TBC, tujuannya tentu agar dapat ditangani dan tidak menular ke yang lain," ungkapnya.
Terkait penyakit TBC, dr Sofyan Budi Rahrjo dari KOPI TBC menyampaikan bahwa TBC dapat dieliminasi.
"TBC dapat kita eliminasi, selama setiap pihak bisa terus bergerak bersama dalam pendampingan, pendukung gizi, pendanaan, pengobatan. Sehingga eliminasi TBC 2028 di Semarang benar-benar dapat terwujud nantinya," pungkasnya.
Dalam kegiatan ini dilakukan juga penandatanganan MoU antara RS bersama MSI untuk terus kolaborasi mendorong terwujudnya Kota Semarang sehat dari TBC.
Editor : Iman Nurhayanto