Najwa Shihab mengungkapkan pihaknya yaitu Narasi TV selalu menampilkan beragam kemasan dan format yang variatif melalui platformnya.
"Disesuaikan platformnya apa, karena menjadi hal penting. Kita harus mampu mengelola media dan dapat mengenali platform yang ada. Beda platform beda pendekatan, beda teknologi yang dipakai beda pula kemasannya," terangnya.
Ia mencontohkan, penggunaan TikTok tentu beda dengan menggunakan website atau YouTube yang lebih panjang durasinya dan juga lebih "rumit" konten yang dibuat.
"Penting bagi kita menguasai platformnya sehingga kita bisa menyesuaikan dengan audiens yang ada di platform itu. Kemasan bisa beragam dan saya selalu bilang, coba hal hal yang aneh aneh saja, ngga papa kalau beragam. Nikmatnya kalau kita bekerja terutama di media digital itu kesempatan 'try and error' dan mencoba itu lebih mudah dan murah," ucapnya.
Najwa Shihab menyarankan pula agar pengelola media afiliasi Muhammadiyah menggunakan data yang diperoleh di media digital untuk mendapatkan perilaku menonton audiens.
"Kita bisa mudah memperoleh data informasi soal audiens. Berapa lama audiens menonton, tonton retention timenya, terus apa yang audiens tonton selain konten yang kita buat. Jadi olah data itu, gunakan data itu untuk mencoba berbagai format yang lain. kalau gagal bisa coba yang lain," terang istri Indra Sjarief Assegaf itu.
Najwa Shihab juga menyampaikan, bahwa jurnalis media harus berani mencoba, dan harus selalu belajar.
"Jadikan audiens teman bicara, bukan menggurui atau memberi tahu tapi belajar bersama-sama. Dan kalau jurnalisnya mau belajar audiensnya juga mau belajar," pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto