SEMARANG iNewsJatenginfo.id – Tak kurang 500 warga RW 1 di Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, mengikuti karnaval dalam rangka memperingati HUT RI ke-77, pada Minggu (20/8/2022).
Pawai tersebut dimulai dari depan kantor kelurahan sekitar pukul 13.30 WIB, berjalan mengitari wilayah RW 2 yang memakan perjalanan kurang lebih hampir satu jam. Paling depan barisan tiruan burung garuda raksasa. Kemudian diikuti para peserta dari RT 01 sampai RT 06.
Dari pantauan di lapangan, kegiatan itu melibatkan banyak lapisan masyarakat. Ada drum band yang ditampilkan oleh SD Nongkosawit 01. Kemudian Pagar Nusa, organsiasi beladiri NU. Beberapa peserta juga mengenakan seragam sejumlah profesi seperi bidan, ASN, dan TNI.
Khususnya ibu-ibu, mereka sangat semangat menyanyikan lagu-lagu patriotisme seperti lagu Hari Merdeka.
Karnaval itu juga menjadi ajang menyampaikan kritik terhadap perilaku koruptif pejabat. Ada sosok dalam balutan kain pocong, dengan kelopak mata hitam, mulut seperti keluar darah berwarna merah ikut jalan-jalan. Dia mengalungkan kardus di lehernya bertuliskan koruptor bansos.
Selain itu, adalah tiruan tank yang dinaiki oleh dua sosok dari RT berbeda yang menampilkan sosok Presiden RI pertama Ir Soekarno. Mengenakan kaca mata hitam, setelan jas dan berpeci hitam, berdiri di tengah-tengah tank.
Orang tersebut melambaikan tangan kepada warga yang antuasis menyaksikan arak-arakan. Bukan hanya tank saja, tapi juga dilengkapi alat tembak yang terbuat dari bambu. Selama dalam perjalanan, mercon bumbung tersebut dinyalakan oleh peserta. Jedeerr..jederrr..jederr.
Bahkan, ada peserta dari RT 01, Sutikno yang berdandan seperti pejuang yang tengah tertusuk bambu. Sembari berjalan, bambu tersebut seolah menusuk dari punggung tembus ke perut.
Ketua RW 01 Sutarto mempersilakan masyarakat berkreasi menampilkan apapun sesuai ide masing-masing. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggugah semangat kepahlawanan dalam mengisi kemerdekaan RI. Kecintaan terhadap NKRI ini harus terus dipupuk agar terus tumbuh.
“Kita ingin mengenang jasa para pahlawan. Tak lupa kita harus mendoakan para pahlawan yang telah mendahului,” kata Sutarto.
Editor : Iman Nurhayanto