JEPARA, iNewsJatenginfo.id - Tradisi budaya Jembul Tulakan di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara kembali digelar, Senin (20/6).
Tradisi ini diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Jembul Tulakan merupakan acara sedekah bumi berupa gunungan yang disebut warga setempat ancak yang berisi nasi, gemblong, jenang, tape, pisang dan makanan tradisional lainnya dengan diberi hiasan dari bilahan bambu yang disisir.
Sementara di atas gunungan terdapat patung yang menggambarkan seorang tokoh bernama Sayyid Usman, seorang ulama yang ikut menyertai Ratu Kalinyamat bertapa di Siti Wangi.
Menurut Camat Donorojo Setyo Adhi Widodo mengatakan, tradisi budaya seperti ini dapat dikembangkan dan dilestarikan, sehingga anak cucu nantinya masih dapat mengenali tradisi seperti ini.
"Semua potensi budaya desa harus dikembangkan dan dilestarikan," ujarnya.
Kepala Desa Tulakan Budi Sutrisno mengatakan, tradisi Jembul Tulakan tidak digelar selama dua tahun karena pandemi dan baru tahun ini kembali digelar setelah pandemi mereda.
Tradisi Jembul Tulakan, berhasil menarik minat pengunjung dari berbagai daerah.
"Kami ingin terus melestarikan dan mengembangkan tradisi ini hingga menjadi kekuatan ekonomi warga," ujarnya.
Setelah kirab gunungan jembul dari halaman rumah kepala desa, lantas ditutup dengan acara bersih-bersih tempat yang telah dipakai untuk melakukan upacara.
Kegiatan tersebut dilakukan warga Desa Tulakan secara beramai-ramai sebagai bentuk simbol pengusiran terhadap penyakit dan kejahatan di Desa Tulakan.
Editor : Iman Nurhayanto