Selamatan ini dilakukan pula pada Hari ke-40, 100 dan 1000 harinya. Lalu diadakan setiap tahunnya yang diistilahkan dengan Haul.
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, telah ada kepercayaan yang dianut sebagian besar masyarakat seperti adalah animisme dan dinamisme.
Di antaranya, meyakini bahwa arwah yang telah dicabut dari jasadnya akan gentayangan di sekitar rumah selama tujuh hari.
Kemudian akan meninggalkan tempat tersebut dan akan kembali pada hari ke-40, hari ke-100 dan hari ke-1000 nya sehingga masyarakat saat itu ketakutan akan gangguan arwah dan membacakan mantra-mantra sesuai keyakinan mereka.
Setelah Islam masuk dibawa oleh ulama yang berdagang ke tanah air ini, mereka memandang kebiasaan itu telah menyelisihi syariat.
Lalu perlahan mereka menggantinya dengan memasukkan kalimat-kalimat thoyibah (baik/bagus) sebagai pengganti mantra-mantra yang tidak dibenarkan oleh syariat Islam.
Yasinan diduga kuat berasal dari para Wali ketika mereka berusaha menyebarkan Islam di daerah-daerah yang masih menganut paham Hindu maupun animisme.
Mereka menyusupkan ajaran-ajaran Islam di tengah tradisi dan kebiasaan masyarakat yang waktu itu masih sangat kuat mengakar. Hal yang sama pernah dilakukan Sunan Kali Jaga melalui wayangnya. Sunan Gunung Jati melalui syair lagunya dan seterusnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait