Sejarah Yasinan, Amaliyah Warga NU untuk Menumbuhkan Kepekaan Sosial

Rusman H Siregar
Sejarah tradisi Yasinan diduga kuat berasal dari Wali Songo ketika mereka menyebarkan Islam di daerah-daerah yang masih menganut animisme. Foto: Ist

Wali Songo mencoba meraih hati masyarakat dengan menyelipkan ajaran Islam. Ajaran yang dimasukkan dalam tradisi itu bukan hal yang terlarang dalam agama, justru bagian dari ibadah dan pendekatan diri pada Allah semisal dzikir, mendoakan orang mati dalam selametan, membaca Surat Yasin dan menghadirkan pahalanya kepada orang yang telah meninggal, sedekah atas nama orang meninggal dan sebagainya. 

Demikian cara dakwah yang dijalankan oleh para Wali Songo khususnya di tanah Jawa.

Muhammad Iqbal Fauzi dalam "Tradisi Tahlilan dalam Kehidupan Masyarakat Desa Tegalangus (Analisis Sosial Kultural)" mengatakan, para Wali sangat arif dengan budaya lokal pra Islam, seperti tingkeban saat kehamilan (mendoakan janin), 7 hari, 40 hari dan 100 hari setelah kematian dan tradisi selamatan lainnya. Budaya ini tidak serta merta dihapus oleh para penyebar Islam kala itu, tetapi diisi dengan nilai-nilai yang sesuai ajaran Islam seperti baca Al-Qur'an, sholawat, sedekah.

Amaliah ini sama seperti yang dilakukan Rasulullah SAW ketika mengubah isi hari raya di Madinah. 

Di kalangan masyarakat muslim ada tradisi, ketika ada yang meninggal dunia, maka pihak keluarga mengadakan selamatan 7 hari, yang dihadiri para tetangga, kerabat dan handai taulan dengan ritual membaca tahlilan yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang meninggal itu. 

Editor : Iman Nurhayanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network