PURWOKERTO, iNewsJatenginfo.id – Kalangan legislatif mendorong kesenian tradisional di daerah tetap eksis di tengah derasnya budaya modern.
Terlebih, dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan sangat dirasakan para pelaku seni. Sehingga kondisi itu seakan membuat orang pesimistis akan masa depan kesenian tradisional.
Tak sedikit kasus menunjukkan bahwa kesenian tradisional seolah-olah hidup segan mati tak mau, akibat tergilas oleh modernisasi.
Kondisi demikian bagi sebagian kalangan dianggap mengkhawatirkan, karena jika pendukung kesenian tradisional terus mengalami kemerosotan, maka kesenian tradisional bakal punah digerus budaya modern yang datang dari berbagai negara.
Sebab itu, DPRD Jateng akan terus mendorong para seniman dapat mempertahankan dan mengembangkan kesenian tradisional daerah yang nyaris punah, akibat semakin banyak kesenian modern.
Menurut anggota Komisi A DPRD Jateng Asfirla Harisanto budaya lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah dan mencerminkan keadaan sosial di wilayahnya.
Beberapa hal yang termasuk budaya lokal di antaranya adalah cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat istiadat daerah, dan segala sesuatu yang bersifat kedaerahan, termasuk seni tradisional.
“Kesenian tradisional merupakan salah satu sarana hasil dari cipta rasa dan karsa manusia di daerah, sehingga kesenian tradisional juga bisa menjadi suatu identitas tersendiri dari daerah tersebut,” kata Asfirla, Minggu (12/6).
Dia mencontohkan seni tari Langgeran, tari Geguritan dan tari Baladewa, misalnya yang merupakan identitas kesenian masyarakat Banyumas yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
“Butuh peran pemerintah daerah dan kesadaran masyarakat untuk melestarikan kesenian tradisional semacam ini,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan pelestarian kesenian tradisional sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah daerah bersama dengan DPRD dalam merumuskan program dan kebijakan yang langsung bersentuhan dengan kelompok kelompok kesenian yang terbentuk.
“Kita tinggalkan masa pandemi yang sebelumnya melanda hampir dua tahun lebih dan mengakibatkan kegiatan pertunjukkan kesenian terhenti total. Dengan melandainya pandemi saat ini kita harus bangkit dan budaya daerah harus kita ‘uri-uri’, bahkan kesenian tradisional harus tetap dilestarikan dan dikembang lagi,” katanya.
Para seniman sudah bisa manggung lagi di tempat umum, dari sebelumnya saat pandemi pemerintah tidak memberikan izin pertunjukkan bagi mereka, sehingga semua seniman harus bangkit kembali.
Memang pandemi Covid-19 yang kini sudah melandai menjadi kabar yang menggembirakan bagi para seniman, seiring dengan kebijakan kelonggaran yang diberikan pemerintah untuk kegiatan pementasan kesenian.
Sementara seniman di Kabupaten Banyumas pun menyambut positif mulai menggelar pertunjukkan pementasan kreasi mereka seni tari Langgeran, tari Baladewa, tari Geguritan dan musik keroncong.
“Tak kalah penting kesenian tradisional harus menjadi pemantik dalam membangun karakter dan nasionalisme bangsa. Minimal dengan mencintai kesenian tradisional asli daerah. Daerah kalau tidak memiliki budaya bukan nusantara,” ujarnya.
Editor : Iman Nurhayanto