SOLO, iNewsJatenginfo.id - Pedagang kaki lima (PKL) di Kota Solo yang biasa berjualan di lokasi car free day minta dikembalikan ke kawasan city walk.
Sejumlah persoalan muncul ketika para PKL ditempatkan di sejumlah kantung yang telah disediakan.
"Dulu kan yang terdampak ada lima zona, mulai dari zona 1, 2, 3, 4, dan 10. Ini tidak boleh jualan di city walk, kami dikasih di kantung-kantung, di Galabo, Benteng Vastenburg, Balai Kota Solo, dan Graha Wisata Niaga," kata pengurus paguyuban pedagang zona 1 Priyanto, Jumat (3/6).
Dengan demikian, kawasan city walk yang dulunya ditempati para pedagang ini, disterilkan oleh pemerintah. Namun yang menjadi masalah adalah masih ada pedagang-pedagang yang di luar zona berjualan di tempat yang steril tersebut.
"Takutnya kalau itu buat UMKM itu, terus kami mau masuk ke city walk nanti malah bentrok dengan pedagang baru," katanya.
Selain itu, akibat banyaknya pedagang yang ditempatkan di empat kantung tersebut akhirnya banyak pedagang yang sebetulnya masuk zona tidak bisa berjualan karena tidak mendapatkan tempat.
"Dari zona 1-4 ada sekitar 500 pedagang yang belum terakomodasi. Galabo nggak memenuhi, sudah ada geseran PKL dari Manahan, pinggir rel. Otomatis jatah kami sudah terisi oleh mereka dan kami nggak mau bentrok," katanya.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, kawasan city walk bekas PKL di CFD sangat kotor. Bahkan banyak tanaman rusak dan paving yang kotor karena minyak goreng.
"Kalau sudah kena minyak nggak bisa dibersihkan. Saya dukung UMKM, ekonomi kerakyatan kok, tapi kalau diarahkan mbok yo rodo inilah (tertib)," katanya.
Oleh karena itu, penempatan CFD di kantung sudah benar.
"CFD itu hari bebas kendaraan bermotor, bukan berarti bebas jualan. Sekarang jam 09.00 WIB belum pada siap bongkar," katanya.
Terkait dengan evaluasi, akan dilakukan sambil jalan.
"Namanya jualan di atas paving city walk tidak ideal sekali. Saya bukan membolehkan tapi bukan berarti tidak ada aturan," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto