iNewsJatenginfo.id - Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia (Nelson Mandela). Pendidikan merupakan proses perbaikan dan penguatan terhadap potensi yang dimiliki manusia. Sebagai sebuah proses, pendidikan berupaya untuk memunculkan segenap kemampuan manusia yang bermanfaat bagi sesama. Pendidikan adalah pondasi bagi kemajuan individu dan juga masyarakat. Pendidikan memeberikan pengetahuan dan ketrampilan untuk membekali individu dalam mengarungi kehidupan di masa yang akan datang. Selain itu, pendidikan juga memberikan peluang agar manusia mendapatkan pekerjaan yang layak, dan juga memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat.
Salah satu tantangan pendidikan di Indonesia adalah akses yang merata dan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Dalam acara Temu Tahunan Rektor Indonesia, pada Senin (15/01/2024), Presiden Joko Widodo kaget melihat rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan S2 dan S3. rasionya di tanah air hanya 0,45%, sedangkan di negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia sudah di angka 2,43% dan di negara maju 9,8%. Menurut catatan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), pada tahun 2022 ada 882.113 orang yang mengenyam pendidikan S2 dan sebanyak 63.315 yang mengenyam pendidikan S3.
Masih banyak anak-anak Indonesia terkendala oleh biaya pendidikan yang tinggi, sehingga potensi mereka tidak dapat sepenuhnya dikembangkan. Akses pendidikan tinggi seringkali terbatas pada mereka yang memiliki latar belakang ekonomi yang mapan, meninggalkan banyak individu berbakat dari latar belakang ekonomi menegah ke bawah terpinggirkan. Ini menciptakan kesenjangan ekonomi dan sosial yang besar di masyarakat. Selain itu, rendahnya kualitas sumebr daya manusia juga menjadi hambatan serius bagi pembangunan nasional.
Keterbatasan dalam mengakses pendidikan tinggi dan kurangnya dukungan untuk pengembangan profesional menghasilkan kurangannya tenaga kerja yang terampil dan terdidik. Sebagai akibatnya, Indonesia mengalami kesulitan dalam bersaing di pasar global dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, kurangnya kesempatan untuk mengakses pendidikan tinggi juga menghambat pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Indonesia.
LPDP dan Peningkatan SDM Indonesia
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah lembaga berbentuk badan Layanan Umum. Program layanan LPDP terdiri dari beasiswa dan pendanaan riset. LPDP dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan kolaborasi untuk mengupayakan dan mempersiapkan SDM Indonesia yang memiliki kompetensi dan daya saing. LPDP dan Kemendikbud terus melakukan upaya untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 10: Perluasan Program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), di Jakarta, pada Kamis (22/04/2021), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan “Kolaborasi Kemendikbud dan LPDP ini akan semakin memperkuat tujuan bersama kita sesuai dengan arahan Pak Presiden RI untuk mencapai SDM unggul. Bersama program S2 dan S3 yang telah terlaksana dengan baik, kita akan buat seleksinya lebih sederhana, lalu kita tambahkan lagi program-program Kampus Merdeka untuk mahasiswa, beasiswa magang untuk mahasiswa dan dosen, beasiswa untuk guru, beasiswa untuk mahasiswa, guru dan dosen di program vokasi, beasiswa untuk adik-adik SMA, serta beasiswa untuk pelaku budaya”.
Hadirnya beasiswa LPDP menjadi salah satu solusi yang penting dalam upaya percepatan peningkatan SDM unggul di Indonesia. LPDP dan Kemendikbud terus melakukan upaya memberikan akses pendidikan tinggi kepada Individu berbakat, serta membantu dalam pembentukan pemimpin masa depan yang berintegritas dan kompeten. Sudah seharusnya, program-program ini kita dukung agar lebih banyak masyarakat, baik siswa, mahasiswa, dosen dan pelaku budaya bisa memafaatkan program ini.
LPDP memberikan kesempatan yang luas bagi individu untuk mengakses pendidikan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Biaya yang disediakan LPDP tidak hanya mencakup biaya pendidikan, namun ada biaya hidup, biaya riset, sehingga sangat membantu dan memompa semangat penerima beasiswa. Selain itu hal tersebut mendorong agar individu penerima manfaat beasiswa menjadi lebih fokus dalam proses studi sehingga lebih nyaman.
Selain memberikan dorongam finansial, kesempatan memperoleh jejaring yang lebih luas dan positif juga memberikan dampak yang nyata. Para alumni LPDP memiliki kesempatan untuk saling bertukar gagasan, pengalaman, kolaborasi dan inovasi serta memberikan dukungan antar alumni sehingga memberi motivasi dan kesempatan kontribusi yang nyata.
Semoga, program ini bisa terus digaungkan di seluruh pelosok negeri, hingga kita tidak akan pernah mendengar berita atau kabar, seorang anak terpaksa berhenti bermimpi, tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena tidak mempunyai biaya.
Editor : Iman Nurhayanto