Proyek LNG Abadi ini juga menjadi bukti komitmen Indonesia dalam meningkatkan produksi sekaligus menurunkan emisi. Karena lapangan gas Abadi juga memiliki potensi untuk penyimpanan CO2 bahkan menjadi CCS Hub dengan kemampuan injeksi CO2 sebesar 71-80 Juta Ton dan Kapasitas Penyimpanan 1,2 Gigaton. “CCS Hub pada Proyek Abadi Masela menambah daftar proyek CCS yang sedang dibangun di industri hulu migas, sekaligus menegaskan keberpihakan dan kontribusi industri ini dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung Pemerintah dalam mencapai net zero emission di tahun 2060”, ujar Dwi.
Dwi menekankan pentingnya acara ini untuk mensinkronkan tekad bersama untuk mempercepat penyelesaian proyek dari target onstream di Q4 2029. Dia mengatakan jika proyek Abadi Masela bisa dipercepat maka berpotensi mempercepat penerimaan pendapatan dari proyek ini yang mencapai sekitar US$ 5 miliar, sebaliknya jika terjadi keterlambatan akan berpotensi tambahnya biaya proyek sekitar US$ 1 miliar setiap tahunnya diluar tambahan biaya tenaga kerja.
“Kick off hari ini adalah milestone penting, dan saya minta tim SKK Migas dan Inpex Masela untuk terus mencari potensi kegiatan untuk mempercepat proyek. Jika proyek Abadi Masela bisa lebih cepat selesai, maka dampaknya sangat besar berupa percepatan penerimaan negara dan tambahan pasokan gas untuk mendukung kebutuhan domestik”, katanya.
“Kemajuan dari Proyek Abadi LNG ini sangat dinanti oleh oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia, karena menjadi salah satu tulang punggung untuk mencapai target produksi di 2030 yaitu minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)”, Pungkas Dwi.
Sementara Managing Executive Officer, Senior Vice President, Asia Projects, INPEX, Akihiro Watanabe, di dalam sambutannya memaparkan.
"INPEX sangat menghargai dukungan dari SKK Migas dan pemerintah Indonesia dalam merevisi POD untuk memasukkan CCS, yang merupakan momentum baik bagi kami. Ke depannya, INPEX bersama JVP dengan sungguh-sungguh akan mengimplementasikan revisi POD melalui dukungan dan bimbingan dari SKK Migas dan pemerintah."
Editor : Iman Nurhayanto