KLATEN, iNewsJatenginfo.id – Puluhan siswa asal Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) asal Desa Beji, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah melakukan kunjungan ke lima tempat ibadah di Komplek Perkantoran Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Boyolali pada, Minggu (10/9) pagi.
Dari lima tempat ibadah tersebut, yakni Masjid Ageng, Gereja Katolik, Gereja Protestan, Pura dan Vihara.
Guru pendamping MIM Beji, Yeni Ratnasari mengatakan, kegiatan yang diikuti dari para siswa dari kelas 4 (empat) tersebut merupakan pembelajaran di luar sekolah untuk mata pelajaran(mapel) Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia.
“Kami bersama guru pendamping lainnya melakukan pembelajaran diluar sekolah. Kami dari bersama anak anak mengunjungi lima tempat ibadah, itu sebagai pembelajaran bagaimana mereka mengetahui tempat ibadah selain agama Islam,” katanya.
Menurut Yeni, pembelajaran diluar sekolah ini besar manfaatnya. Lanjutnya, para siswa dapat mengetahui secara langsung ke tempat ibadah, kemudian mereka mendapat bimbingan langsung dari pengurus tempat ibadah.
“Saat ditempat ibadah itu, para siswa bisa langsung menanyakan terhadap masing masing pengurus tempat ibadah. Seperti di tempat ibadah Vihara, mereka menanyakan patung.Kenapa patung dibuat. Kemudian saat di gereja mereka menanyakan bagaimana ada gambar yang di salip dan lain sebagainya,” ujarnya.
Yeni mengatakan, dengan adanya pembelajaran diluar sekolah tersebut, para siswa terlihat senang dan dapat mendiskripkan apa yang telah didapat dari setiap menjabaran pengurus di lima tempat ibadah.
“Saat melakukan kunjungan ditempat ibadah anak anak nampak senang, meski harus berjalan dari tempat ibadah satu ketempat ibadah yang lainnya cukup jauh. Namun, setelah anak anak mendapat penjelasan dari pengurus tempat ibadah mereka dapat bercerita dan menjelaskan dengan teman yang lainnya,” imbuhnya.
Untuk pembelajaran Bahasa Indonesia, lanjut Yeni, ditempat ibadah tersebut para siswa dapat belajar mendiskripsikan apa yang mereka pelajari di ruang sekolah.
“Dari lima tempat ibadah ini, sekaligus memberikan pembelajaran Bahasa Indonesia. Para siswa dapat mengilustrasikan, mengamati dan menanyakan,” terangnya.
Yeni berharap, setelah mengikuti pembelajaran di luar sekolah tersebut, para siswa MIM Beji nantinya dalam bermasyarakat dapat mengharagai dan menghormati antar agama satu dengan agama yang lainnya. Kemudian, mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
“Dalam bermasyarakat tentu dibutuhkan toleransi beragama. Jadi mereka dalam bermasyarakat dapat saling menghargai agama satu dengan yang lainnya. Toleransi beragama itu perlu dalam bermasyarakat. Apalagi anak anak ini kan perlu pengetahuan tentang toleransi itu,” jelas Yeni.
Sementara itu, Nina Maretna guru pendamping mengutarakan, melakukan pembelajaran di luar sekolah perlu dilakukan oleh para siswa. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan bahwa para siswa kelas 4 ini butuh wawasan di luar ruangan sekolah.
“Pembelajaran di luar sekolah juga banyak manfaatnya. Selain bertambahnya wawasan, para siswa ini juga merasa senang menerima apa yang sampaikan dari sejumlah pengurus tempat ibadah. Para siswa dengan antusiasnya memberikan pertanyaan, kemudian di jawab oleh pengurus dengan detailnya,” tandansya.
Zulfa seorang siswa kelas 4 mengaku, senang mendapat pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia dari luar ruangan sekolah. Menurutnya, pendidikan di luar ruangan sekolah dapat menambah wawasan baru.
“Saya bersama teman lainnya senang mengikuti pembelajaran di luar ruangan sekolah meski tidak setiap hari. Kami mengujungi Vihara,Pura,Masjid,Gereja. Kami bisa menanyakan dengan pengurus tempat ibadah secara langsung,” pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto