Doktor Bidang Islamic Studies UIN Walisongo Semarang ini kemudian menjelaskan urgensi Dialog Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) bagi para Anggota PDM se-Jawa Tengah.
“Mengapa paham harus terus kita bangun? Karena paham agama bersifat dinamis, apalagi dengan masuknya informasi, paham-paham ini (berbagai paham Islam) berseliweran tiap hari. Maka, ideologi Muhammadiyah wajib untuk kita internalisasi, ideologisasi. Boleh syariah telah final, namun paham agama tidak pernah final,” ungkap Tafsir.
Berkenaan dengan politik, Dr. KH. Tafsir, M.Ag. menyampaikan bahwa politik merupakan suatu hal yang penting karena erat kaitannya dengan kekuasaan.
“Tidak mungkin kita tidak bicara politik, tetapi yang kita bahas bukan politik partisan. Tidak mungkin kita tidak bicara politik di masjid sekalipun, tapi bukan politik partisan, melainkan politik kebangsaan, politik kemanusiaan universal, politik keislaman, bukan politik partisan,” tegas Tafsir.
Melanjutkan sambutannya, Kiai Tafsir menegaskan bahwa manajemen dan pengembangan organisasi yang baik sangat menjadi perhatian pada periode kepemimpinan saat ini, baik di PP Muhammadiyah maupun PWM Jawa Tengah.
Saat ini, PWM Jawa Tengah dijadikan pilot project implementasi pengembangan organisasi PP Muhammadiyah. Sehingga, manajemen organisasi Persyarikatan di tingkat wilayah hingga ranting di Jawa Tengah akan dirumuskan dengan komprehensif dan dapat dievaluasi secara kuantitatif (dalam capaiannya).
Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PWM Jawa Tengah didapuk menjadi fasilitator dalam kegiatan Dialog Ideopolitor PWM Jawa Tengah. Adapun para Anggota PWM Jawa Tengah secara bergantian akan menjadi narasumber materi. secara kuantitatif (dalam capaiannya).
Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PWM Jawa Tengah didapuk menjadi fasilitator dalam kegiatan Dialog Ideopolitor PWM Jawa Tengah. Adapun para Anggota PWM Jawa Tengah secara bergantian akan menjadi narasumber materi.
Editor : Iman Nurhayanto