Sementara di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, per hari ini telah datang sekitar 8.000 penumpang. Setidaknya terjadi kenaikan 40% jumlah penumpang dibanding tahun 2022. PT Angkasa Pura juga telah menyiapkan flight tambahan untuk mengakomodir kenaikan jumlah penumpang. “Terima kasih pada Bu Wali, Forkopimda, TNI dan Polri yang telah melakukan peninjauan arus mudik,” tutur General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Hardi Ariyanto.
“Untuk puncak mudik (diprediksi) hari ini dan besok. Kalau arus baliknya bisa tanggal 24, 25, 26. Tapi bisa juga sampai tanggal 1 Mei karena itu kan long long weekend,” terang wali kota perempuan pertama di Ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Di terminal Mangkang sendiri sejak tanggal 14 hingga 18 April tercatat ada sedikitnya 3000 penumpang. Malam ini, dijadwalkan ada 40 bus mudik gratis yang akan tiba. Arus kendaraan di tol Kalikangkung terpantau lancar karena diberlakukan One Way dan jumlah kendaraan yang melintas pagi tadi sudah mencapai 46.000 kendaraan. Posko mudik juga sudah disiapkan di sana. Mbak Ita mengerahkan jajarannya agar kedatangan pemudik di kota Semarang tidak mengganggu mobilitas masyarakat kota Semarang.
“Kalau siang nggak terlalu kelihatan ya karena mungkin lagi puasa. Nanti waktu buka puasa itu yang akan kelihatan tumpuk-tumpuk (padat) gitu kendaraannya ya sama masyarakat kota Semarang yang mau berbuka puasa. Tapi moga-moga masih bisa diantisipasi dan diatur ulang,” kata Mbak Ita.
Sementara itu pantauan harga bahan pangan di toko swalayan maupun pasar tradisional mengalami sedikit kenaikan harga. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain adalah beras, cabai, daging ayam, dan daging sapi. Meski demikian, Mbak Ita memastikan bahwa kenaikan harga tergolong normal karena masih di bawah ketentuan harga eceran tertinggi atau HET.
“Ya namanya pedagang pasti mremo. Tadi saya juga himbau mremo-nya jangan ketinggian, nanti masyarakat tidak mau beli. Tapi ada yang mengatakan bahwa ini harganya sudah naik dari distributor atau supplier-nya. Saya sarankan harganya diatur lagi agar wajar sehingga masyarakat masih mau beli,” tandas Mbak Ita.
Editor : Iman Nurhayanto