Marilah kita rawat perbedaan yang ada, baik itu perbedaan agama seperti yang disampaikan Allah SWT pada ayat-ayat di atas, dan pesan Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy’ari tentang persatuan dan kesatuan. Dengan harapan, penghargaan kita umat Islam tentang sebuah perbedaan dan keragaman tersebut, membuka pintu hidayah bagi kita sekalian dan mereka umat non-muslim akan lebih simpati dengan Islam.
Menghargai perbedaan dan menjaga persatuan masyarakat adalah bagian dari dakwah Islam yang harus tetap kita lestarikan.
Hargailah sesama anak bangsa Indonesia sebagai saudara sebangsa kita. Bersatulah dalam membangun negara tercinta Indonesia, sebagaimana dahulu mereka para pendahulu kita saling bahu membahu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Saling berempati dalam bingkai kesatuan NKRI, seperti yang dilakukan oleh muda mudi Katolik di Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu saat menyanyikan Mars Syubanul Wathan. Sebagaimana kita bangsa Indonesia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan khidmat dan penuh hormat yang notabene diciptakan oleh seorang beragama Katolik bernama Wage Rudolf Supratman.
Begitu pula tercatat dalam sejarah, bagaimana persatuan kita umat Islam dan non-muslim (katolik) yang diterima baik sebagai kompi tersendiri dalam Batalyon III Laskar Hizbullah yang notabene merupakan Batalyon bentukan Nahdlatul Ulama.
INDONESIA SEJAHTERA dimulai dari PERSATUAN INDONESIA
Editor : Iman Nurhayanto