BANJARNEGARA, iNewsJatenginfo.id - Ada suasana berbeda saat pelajaran sejarah dilangsungkan di kelas VII IPS 1 SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara. Saat pelajaran berlangsung, para siswa justru melakukan orasi dan membentangkan berbagia spanduk tuntutan.
Aksi demonstrasi yang dilangsungkan dalam kelas pada Kamis (9/2/2023) tersebut merupakan satu implementasi dari pembelajaran sejarah yang dilakukan sekolah tersebut. Mereka mencoba melakukan mengemukakan pendapat di depan umum.
Guru Sejarah SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara Heni Purwono mengatakan, aksi yang dilakuakan siswa ini merupakan bagian dari pembelajaran sejarah dengan tema simulasi aksi. Dalam aksinya mereka menuntut Presiden Philipina Ferdinand Marcos mundur dari jabatannya.
Menurutnya, metode pembelajaran saat ini harus bisa lebih kreatif, sehingga materi pembelajaran bisa dengan mudah diterima siswa. Pembelajaran sejarah kontemporer harus dikemas sekreatif mungkin, karena isu yang dibahas cendrung kekinian dengan sumber sejarah yang melimpah.
"Saya pikir metode simulasi aksi people power sangat menarik bagi siswa. Mereka diajak melakukan simulasi demonstrasi, hal yang mungkin sangat asing bagi mereka. Namun saya rasa penting mereka pahami," katanya.
Ia menambahkan, kegiatan ini sangat relevan dengan Merdeka Belajar, karena apa yang dipelajari sangat kontekstual. Dimana di Indonesia beberapa kali suksesi kepemimpinan nasional diawali dengan peristiwa people power seperti jatuhnya Presiden Soekarno dan juga Soeharto.
"Sekaligus kami merayakan Hari Pers Nasional hari ini, siswa kami ajak untuk latihan kebebasan berpendapat di muka umum. Mereka juga dibagi dalam kelompok, termasuk ada yang membuat siaran pers, naskah orasi, poster dan lain-lain. Agar mereka juga tahu bahwa pers merupakan unsur pendukung tegaknya demokrasi," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto