Ariel Noah Diminta Ketum PSSI Ciptakan Lagu Piala Dunia U-20, Berisi Pesan Hapus Rasisme

Namun setelah keluar dari penjara, karir Ariel semakin melejit. Bahkan awal keluar penjara 'role model' dari pria-pria Bandung itu menggelar konser non-stop di sejumlah tempat di Indonesia dengan nama band berbeda, Noah.

"Jadi saat pemeriksaan di Bareskrim Polri, saya sering meminta Boril (panggilan akrab Ariel) untuk ada di ruangan saya. Di sana kami mengobrol dan kadang kami meminta Boril untuk menyanyi di sana. Biasanya sambil makan nasi padang dan sedikit senda gurau khas Bandung," kata Iwan Bule seusai Iwan Bule mengaku sering berpesan kepada Ariel, apa yang menimpanya saat itu merupakan sebuah dinamika kehidupan yang harus dihadapi. 

"Saya tetap meminta sahabat saya ini menerima konsekuensi atas perbuatannya tersebut. Misalnya jika harus dipenjara, Boril harus bisa menghadapinya," ujar Iwan Bule. 

Meski demikian, Iwan juga berpesan kepada Ariel saat keluar nanti, dia tetap menjadi musisi. Karya-karyanya pasti akan ditunggu oleh para penggemar baik dari kalangan tua maupun muda. 

"Setelah Boril keluar dari penjara, tak lama Peter Pan mengadakan konser di Lombok. Nah kebetulan saya sedang menjabat Kapolda NTB. Jadi sebelum konser, saya undang dulu Ariel ke rumah saya untuk menyanyikan beberapa lagu. Ini selain silaturahmi juga sebagai nostalgia saat saya masih di Bareskrim Polri," tuturnya. 

Konser Ariel pun, kata Iwan, tak hanya itu saja yang dihadiri. Beberapa waktu lalu pun, saat ada konser di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) di waktu luangnya Iwan pun menyempatkan diri untuk menghadiri konser tersebut. 

Merasa sesama orang Bandung, Iwan Bule pun  bangga dengan apa yang dilakukan Ariel Noah tersebut. Menurut Iwan Bule, Ariel memiliki kharisma unik yang jarang sekali orang memilikinya. 

"Boril (panggilan akrab Ariel) ini punya suara khas yang jika dia nyanyi. Orang sudah tahu itu suara dia. Jenis musiknya pun mudah dicerna dengan arti yang sebenarnya dalam, belum lagi ditambah dengan lirik-lirik yang mengandung metafora," ucap Iwan Bule. 

Editor : Iman Nurhayanto