Pementasan Reog Khas Boyolali, Upaya DPRD Jateng Nguri-uri Budaya
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/08/18/37857_reog-boyolali.jpeg)
BOYOLALI, iNewsJatenginfo.id - Diskusi budaya untuk nguri-uri budaya nusantara, khususnya yang ada di Kabupaten Boyolali, digelar di desa Karanggeneng, Boyolali, Senin (15/8). Menampilkan pembicara anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, Paramita Atika Putri, Ketua DPC PDI Perjuangan Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta, dan Seniman Boyolali, Triyatno Hadi Saputro.
Dalam dialog yang akan disiarkan di iNews TV dan radio itu, anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, Paramita Atika Putri menyampaikan apresiasinya terhadap pementasan kesenian Reog khas Boyolali yang sangat menarik.
"Boyolali kaya akan berbagai kesenian tradisional, yang bukan hanya menarik tetapi mempunyai nilai-nilai filosofi yang patut diteladani. Oleh karana itu, selaku wakil rakyat saya akan selalu mendukung berbagai kreasi anak bangsa tersebut sebagai bagian dari nguri-uri budaya bangsa," ujar Paramita.
Sedangkan Ketua DPC PDI Perjuangan Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta sangat mendukung berkembangnya kesenian tradisional di daerahnya.
"Peran serta pemkab Boyolali mendukung dan mengembangkan kesenian di desa-desa yang ada di Boyolali sangat tinggi. DPRD Boyolali juga menganggarkan untuk kelompok kesenian, sekitar 10 juta per kelompok. Namun karna jumlah kelompok keseniannya di Boyolali banyak, maka bantuan tersebut dilakukan secara bergiliran," ujar Susetya Kusuma Dwi Hartanta yang juga anggota DPRD Kabupaten Boyolali.
Sementara itu, seniman Boyolali Triyatno Hadi Saputro menyatakan bahwa genre Reog boyolali berbeda dengan Reog Ponorogo. Reog Boyolali musiknya merupakan perpaduan antara musik tradisional dan musik moderen.
"Reog khas Boyolali menggambarkan kehidupan sehari-hari, masyarakat setempat. Contohnya Tari Topeng Ireng menggambarkan anak muda giat bekerja, giat berolah raga, tak lupa ibadah. Sedangkan Tari Gedrug Buto arti Buto adalah lambang keserakahan, lewat tarian tersebut dan nyanyian kita diingatkan agar manusia tidak serakah seperti buto," ujar Triyatno yang juga pimpinan Reog Pusaka Krida Budaya Boyolali.
Triyanto juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Paramita Atika Putri yang telah memfasilitasi dialog budaya dan pementasan kesenian Reog, dan berharap kegiatan menarik ini terus dilakukan oleh DPRD jateng.
Editor : Iman Nurhayanto