SEMARANG, iNewsJatenginfo.id - Efek pandemi selama dua tahun cakupan imunisasi pada anak turun mencapai 12%, BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) agar bangkit kembali.
Imunisasi dapat mencegah penyakit seperti difteri dan campak yang kerap muncul pada anak di bawah usia lima tahun.
Hal itu disampaikan dr. Wistiani, Msi.Med, Sp.A(K) dalam dialog podcast yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng mengangkat topik "Kehidupan Seorang Anak" pada Rabu, (27/7), yang di pandu oleh Dr. dr. Renni Yuniati, SpKK, FINSDV, MH.
"Kini eliminasi kedua penyakit tersebut berusaha kami kejar kembali untuk imunisasi pada anak. Targetnya tahun 2023 penyakit sudah tereliminasi," ucap Wisitiani.
Pasalnya jika penyakit tersebut jika tidak dieliminasi akan berakibat fatal. Pada 2014 penyakit polio target imunisasi sudah tercapai.
Lebih lanjut, Ketua UK Alergi dan Imunologi IDAI Cabang Jawa Tengah menyampaikan,
Mulai bulan Agustus ini BIAN akan kembali dilaksanakan, setelah bulan-bulan sebelumnya pendataan dilakukan. Ada dua kegiatan tambahan BIAN yaitu imunisasi Campak Rubella dan mengejar kembali target imunisasi pada anak.
Saat dokter Renni menanyakan apa peran penting Herd Immunity (HI, dr. Wisitiani menjelaskan bahwa HI adalah kekebalan tubuh. Semisal ada satu orang yang sudah mendapatkan imunisasi akan terlindungi dan imun kuat jika bergabung dengan kelompok yang belum diimunisasi, jadi itu HI menurutnya.
Pelaksanaan BIAN tidak menutup kemungkinan akan ada vaksin lebih dari satu jenis, jika anak belum imunisasi satu dan dua.
"Dalam penyelenggaraan BIAN memungkinkan muncul kendala dari masyarakat yang ketakutan anaknya kesakitan saat imunisasi, namun ada petugas kesehatan yang meyakinkan bahwa imunisasi aman," ucapnya.
Selain itu, penyelenggaraan BIAN juga bisa melibatkan banyak pihak diantaranya IDI, IDAI, dan Dinkes demi kelancaran kegiatan tersebut.
Editor : Iman Nurhayanto