Baca juga, Mantan Ketua Umum PP IPM Resmi Dilantik Sebagai Wamen ATR/BPN
Dalam kesempatan Health Campaign: National Webinar for Mentari World TB Day Summit juga dihadiri oleh Prof. Tjandra, Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020. Dalam uraiannya, Tjandra menyampaikan pentingnya melibatkan multisektor dalam peningkatan temuan kasus TB.
Selain itu, penting untuk membawa isu mengenai TB ke disematkan pada agenda lebih tinggi seperti dalam G20. Apalagi, mengingat 50 persen pasien TB berasal juga dari negara-negara G20.
Menurutnya pula, skrining dapat dilakukan di RS seperti jaringan RSMA, di rumah, maupun di klinik, mobile klinik, dan community based screening events atau di tempat yang sedang ramai masyarakat misalnya di Jakarta Fair bisa membuat tenda skrining seperti yang dilakukan untuk skrining Covid-19.
“Saya sangat mengapresiasi kerja Mentari TB Recovery Plan terutama untuk bahasan hari ini, skrining sangat penting. Skrining jadi modalitas yang baik untuk Invest to End TB Save Lives sebagaimana tema Hari TB Dunia tahun ini,” kata Prof. Tjandra.
Nationally Program Director PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, Heny Prabaningrum Akhmad juga memaknai skrining khususnya yang dilakukan di level komunitas sebagai investasi berarti dalam upaya eradikasi TB sebagaimana tema Hari TB Sedunia.
“Kalau tema HTBS 2022 ini kan Invest to End TB Save Lives seperti yang sudah dimention Prof Tjandra, untuk komunitas, Oleh karenanya investasi harus dimaknai dengan bagaimana investasi yang dilakukan komunitas untuk eliminasi TB terus dilakukan jelas Heny.
“Saat ini ada sekitar 7000 kader di 190 Kabupaten/Kota di 30 provinsi. Ada yang aktif dan tidak, tapi harapannya telah melakukan pendampingan dan temuan TB di tengah pandemi. Selama 2021,” ucap Heny.
Editor : Iman Nurhayanto