Menurutnya, peran rekannya BS dalam menjerat calon korban hanya sebatas memasang iklan dan mengenalkan, sebab dirinya tidak bisa bermain media sosial, dan dari setiap aksinya BS mendapatkan bagian Rp 5 hingga Rp 10 juta.
Tak hanya itu, dari hasil kejahatannya, dia mengaku sudah mendapatkan uang hingga ratusan juta rupiah dari para korban, mulai dari mahar, hingga uang yang akan digandakan. Sementara untuk orang yang datang dan meminta digandakan uangnya berasal dari beberapa daerah, mulai jawa barat, jawa tengah, DIY, hingga luar jawa.
"Totalnya nggak tahu karena dipakai untuk membayar hutang dan kebutuhan hidup, tetapi ada yang Rp 50 juta, Rp 70 juta, dan ada juga yang Rp 40 juta, untuk totalnya ngga hapal," ujarnya.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, hingga saat ini sudah 12 korban pembunuhan yang dilakukan oleh Slamet dukun pengganda uang warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara.
Meski begitu, polisi masih terus melakukan pendalaman terkait kasus pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka, sebab tidak menutup kemungkinan akan ada korban lagi. Hal ini disinyalir karena tersangka masih sering memberikan informasi yang berubah-ubah.
"Dari pengakuan tersangka, aksi ini dilakukan dengan memberikan racun apotas pada minuman korban saat melakukan ritual, setelah korban meninggal, tersangka menggali lubang dan menguburnya," katanya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait