Sebagai solusi dan fasilitasi, lanjutnya, Pemkot melalui DLH Kota Semarang melaunching program ICE UWUH (Implementation Circular Economy Upstream Waste Urban H/ Semarang).
Program Ice Uwuh ini memberikan insentif pengelolaan sampah hulu perkotaan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kebersihan, bank sampah dan program kampung iklim (Proklim). Di antaranya menyediakan harga pasar botol plastik hingga 5rb/kg, budidaya magot sebesar 70rb/kg, ekoenzim 10rb/liter dan kompos akan dibeli sebesar 2.500/kg.
Masyarakat dapat menyetorkan hasil pengelolaan sampahnya pada 254 kelompok swadaya masyarakat (KSM), 74 kelompok program kampung iklim (proklim) dan 525 unit bank sampah yang sudah terbentuk.
Tercatat, dari bersih pantai kemarin terkumpul total 93,35 kg yang terdiri dari 10.61 kg botol plastik, 63.86 kg plastik putih, 10.84 marga dan 7.84 kemasan. Total sampah yang terkumpul kemudian dikonversikan menjadi rupiah sebesar 93.735 rupiah.
Melalui bersih-bersih Pantai Tirang ini, Iswar juga mengajak semua pihak untuk lebih peduli menyelamatkan pantai dari ancaman abrasi. Dirinya berharap Pantai Tirang sebagai pantai berpasir dapat diangkat sebagai ikon pariwisata pantai Kota Semarang.
“Kota Semarang memiliki panjang garis pesisir kurang lebih 25 kilometer di 4 kecamatan. Namun menjadi keprihatinan, hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata pantai berpasir,” ungkap Iswar.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait