SRAGEN, iNewsJatenginfo.id – Pasar Sukowati akhirnya diresmikan bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Berdirinya pasar terpadu ini diharapkan bisa menghapus stigma Nglangon yang selama ini dikenal dengan lokalisasi terselubungnya.
Sebelumnya, para pedagang di kios renteng Batuar sempat menyatakan menolak direlokasi ke pasar baru.
Negosiasi masih terus dilakukan antara pemkab dengan pemilik kios.
Meskipun masih dibayangi aksi penolakan relokasi terutama di kios renteng Batuar, Senin 2 Januari 2022 pagi. Pasar yang dibangun dengan dana Rp 37 miliar rupiah, tersebut yang sebelumnya gabungan Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir dan kios renteng Batuar diberi nama Pasar Sukowati Sragen.
Peresmian pasar mengundang para pimpinan daerah, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan 196 kepala desa (kades). Selain itu diundang juga perwakilan pedagang.
Peresmian ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng oleh bupati membuka tirai tulisan Pasar Sukowati, dan memotong untaian bunga.
Menurut Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, Proyek Pasar Sukowati ini menjadi perhatian publik dan akhirnya selesai.
Pasar dibangun di lahan 24.700 meter persegi dan luas bangunan 14.900 meter persegi.
Ketika kami hendak membangunan Pasar Kota ternyata terkendala dan akhirnya membangun Pasar Nglangon, kata Yuni.
Pembangunan Pasar Nglangon ini, untuk membersihkan stigma negatif sebagai tempat lokalisasi terselubung, jelas Yuni.
Kehadiran pasar ini juga diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi seputaran Nglangon.
Bupati menyebut sosialisasi soal relokasi sudah dilakukan kepada 887 pedagang Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir, dan warga Kios Renteng Batuar. Sosialisasi digelar menggandeng Kejari Sragen.
Bupati menilai pembangunan Pasar Sukowati cukup menguras energy, ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto menambahkan, ada 500 orang yang diundang dalam peresmian pasar yang menelan anggaran senilai Rp 37,076 miliar ini.
Untuk jasa pengawasan, kata dia, menelan dana Rp 373 juta. “Pasar ini mampu menampung 887 pedagang. Ada fasilitas dua kantor pengelola pasar, tempat pertemuan pedagang, ruang laktasi, toilet, tempat pembuangan sampah, dan lainnya.
Rencana relokasi dilakukan dengan sistem zonasi. Nanti ada pengundian berdasarkan zonasi,“ katanya.
Sementara Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Untung Wibowo Sukowati mengatakan, pihaknya siap memperjuangkan aspirasi dari APBD Provinsi Jateng untuk menunjang keberadaan Pasar Sukowati.
Tentunya kami sangat mendukung keberadaan Pasar Sukowati.
Ke depan kami akan upayakan pelebaran jalan di depan dan belakang pasar agar perekonomian semakin maju, pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait