Ketika kami hendak membangunan Pasar Kota ternyata terkendala dan akhirnya membangun Pasar Nglangon, kata Yuni.
Pembangunan Pasar Nglangon ini, untuk membersihkan stigma negatif sebagai tempat lokalisasi terselubung, jelas Yuni.
Kehadiran pasar ini juga diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi seputaran Nglangon.
Bupati menyebut sosialisasi soal relokasi sudah dilakukan kepada 887 pedagang Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir, dan warga Kios Renteng Batuar. Sosialisasi digelar menggandeng Kejari Sragen.
Bupati menilai pembangunan Pasar Sukowati cukup menguras energy, ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto menambahkan, ada 500 orang yang diundang dalam peresmian pasar yang menelan anggaran senilai Rp 37,076 miliar ini.
Untuk jasa pengawasan, kata dia, menelan dana Rp 373 juta. “Pasar ini mampu menampung 887 pedagang. Ada fasilitas dua kantor pengelola pasar, tempat pertemuan pedagang, ruang laktasi, toilet, tempat pembuangan sampah, dan lainnya.
Rencana relokasi dilakukan dengan sistem zonasi. Nanti ada pengundian berdasarkan zonasi,“ katanya.
Sementara Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Untung Wibowo Sukowati mengatakan, pihaknya siap memperjuangkan aspirasi dari APBD Provinsi Jateng untuk menunjang keberadaan Pasar Sukowati.
Tentunya kami sangat mendukung keberadaan Pasar Sukowati.
Ke depan kami akan upayakan pelebaran jalan di depan dan belakang pasar agar perekonomian semakin maju, pungkasnya.
Editor : Iman Nurhayanto
Artikel Terkait