Dirinya menambahkan, pada era digitalisasi seperti saat ini, marak dengan informasi media sosial.
“Siapapun dapat menjadi “wartawan”, termasuk masyarakat. Namun tanpa pengetahuan yang cukup, informasi yang disampaikan tidak berpedoman pada kode etik. Hal itu yang menjadi perbedaan dengan wartawan profesional,” tambahnya.
Selain itu dirinya juga menambahkan arti dan peran media yang begitu penting.
“Baik media cetak, elektronik, dan radio harus diimbangi dengan kinerja yang profesional. Hal ini mengingat peran pers sebagai penyambung komunikasi yang positif antara pemerintah dan masyarakat di era digitalisasi,” pungkasnya.
Dengan adanya workshop tersebut, para kepala sekolah akan memiliki bekal informasi yang cukup untuk membedakan media yang profesional atau media abal abal.
Kegiatan workshop diselenggarakan oleh MTV Jateng yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan.
Editor : Iman Nurhayanto