Masalah BRI-Life di Kendal

Khafid Sirotudin
Pemerhati Kebijakan Publik dan TA Komisi B (Bidang Perekonomian) DPRD Provinsi Jawa Tengah, Khafid Sirotudin. Foto: Ist

Dari penuturan Hj. Ida pula terdapat 180-an nasabah BRI-Life di Kendal yang sekarang 'bermasalah' dan terkumpul dalam satu group FB. Tentu jika ditelusuri lebih lanjut saya menduga jumlahnya akan lebih dari itu. Laksana gunung es, jumlah tersebut baru puncak yang nampak di permukaan. Mengingat produk BRI-Life selalu dikaitkan dengan debitur BRI Cabang Kendal yang baru mencairkan kredit, khususnya KUR (Kredit Usaha Rakyat). 

Jika diasumsikan pada tahun 2017 (5 tahun lalu) dalam sehari terdapat pencairan kredit 10 orang, dikalikan jumlah hari efektif per bulan (20 hari), lalu dikalikan 12 bulan. Maka kita akan menemukan jumlah nasabah kurang lebih 2400 orang. Maka perkiraan asuransi BRI-life Davestera yang jatuh tempo tahun 2022 bisa mencapai ribuan polis.

Singkat kata, Hj. Ida dan H. Zaedi meminta kesediaan saya untuk mendampingi mereka berdua menghadap Pimpinan Cabang BRI Kendal pada hari Senin, 8 Agustus 2022. Tujuannya untuk menanyakan, tabayyun (mengklarifikasi), penjelasan serta meminta bantuan agar masalah ini segera selesai.

Meski secara manajemen terpisah, tetapi BRI-life adalah anak perusahaan PT. BRI Tbk Persero yang secara faktual beroperasi di setiap BRI Kantor Cabang. Sebuah realitas, fakta lapangan yang tidak dapat dipungkiri. Apalagi sama-sama menggunakan nama BRI sebagai brand-image perusahaan.

Sebagai teman terus terang saya 'ora mentolo' (tidak tega hati) untuk tidak membantu. Setidaknya ada 2 alasan, yaitu :

Pertama, uang sebesar Rp 1 Milyar yang sudah 5 tahun diinvestasikan ke dalam produk Davestera (Dana Investasi Sejahtera) BRI-life, jumlah yang sangat besar bagi ukuran kami. Sebagai nasabah tentu kita sangat mafhum bilamana setiap nasabah mengharapkan profit yang memadai sesuai besaran profit yang dijanjikan pada saat melakukan transaksi asuransi. Apalagi--berdasarkan penuturan Hj. Ida-- sejak awal mula tidak diberitahu resiko investasi (risk investment) secara terbuka, dan hanya diberi 'harapan/impian' investasi yang serba menguntungkan dan nir resiko rugi. 

Saya menduga, resiko investasi hanya disampaikan oleh sales-man/sales-girl secara sekilas atau sekedar memakai narasi lain yang lazim dilakukan  sebagai sales produk asuransi. Misalnya, ungkapan "resiko kerugian kecil atau sangat kecil".

Editor : Iman Nurhayanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network